Wawasan Bermedia Sosial













Media sosial, merupakan salah satu dari sekian banyak perangkat informasi strategis yang bilamana tidak dapat dikendalikan serta menjadi unproduktif maka akan membahayakan kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara. 

Oleh karena itu diperlukan suatu kajian mendalam terkait bagaimana merumuskan platform Media Sosial Nasional yang memiliki kemampuan untuk menarik perhatian publik sekaligus menyampaikan konten-konten pembangunan karakter kebangsaan yang berlandaskan pada 4 (empat) konsensus bangsa yaitu Pancasila, UUD NRI 1945, NKRI dan sesanti bhineka tunggal ika. 

Dalam rangka mengantisipasi dampak negatif media sosial perlu dikembangkan implementasi konsep nilai-nilai Wawasan Kebangsaan. Salah satu upaya strategis adalah dengan mengoptimalkan peran media sosial yang saat ini sedang digandrungi lintas generasi. 

Nilai-nilai Wawasan Kebangsaan dapat diinformasikan secara luas kepada masyarakat sehingga dapat mendorong masyarakat untuk mengantisipasi nilai-nilai yang merugikan bangsa dan mengadopsi sikap mental yang mendukung terwujudnya persatuan dan kesatuan bangsa. 

Peningkatan peran media sosial perlu mendapat perhatian dari pemerintah dan merupakan prioritas pembangunan nasional yang harus dilaksanakan oleh pemerintah bersama segenap komponen bangsa dalam rangka meningkatkan wawasan kebangsaan untuk mewujudkan ketahanan nasional.


Wawasan bermedia sosial bagi pelajar sangat penting untuk membantu mereka mengelola dan memahami penggunaan media sosial dengan bijak. Berikut adalah beberapa wawasan yang dapat bermanfaat:

Kesadaran Privasi:

Pelajar perlu menyadari pentingnya menjaga privasi mereka di platform media sosial. Mereka harus memahami pengaturan privasi dan berpikir sebelum membagikan informasi pribadi.

Etika dalam Berbagi:

Penting bagi pelajar untuk memahami konsep etika dalam berbagi konten. Mereka harus menghindari menyebarkan informasi palsu, merugikan, atau yang dapat menyinggung orang lain.

Manajemen Waktu:

Media sosial dapat menjadi sumber gangguan yang besar. Pelajar perlu memahami betapa pentingnya mengelola waktu mereka dengan bijak, membatasi penggunaan media sosial agar tidak mengganggu kinerja akademis dan aktivitas lainnya.

Pemahaman Terhadap Konten:

Pelajar perlu mengembangkan keterampilan untuk memahami dan menilai konten di media sosial. Ini mencakup kemampuan untuk mengenali berita palsu, memahami sudut pandang yang berbeda, dan menghargai keberagaman opini.

Bijak dalam Berinteraksi:

Pelajar harus belajar berkomunikasi secara efektif dan hormat di media sosial. Mereka harus menghindari konfrontasi yang tidak perlu dan memperlakukan orang lain dengan rasa hormat, meskipun ada perbedaan pendapat.

Pembangunan Jejak Digital yang Positif:

Jejak digital dapat memainkan peran penting dalam kehidupan seseorang. Pelajar harus berusaha membangun jejak digital yang positif, yang dapat memengaruhi citra mereka di masa depan.

Self-Care Online:

Kesehatan mental juga penting online. Pelajar harus menyadari potensi dampak negatif media sosial terhadap kesehatan mental mereka. Mereka perlu tahu kapan harus istirahat dari platform tersebut dan mencari dukungan jika diperlukan.

Batas Penggunaan:

Penting untuk menetapkan batas penggunaan media sosial. Pelajar harus menghindari penggunaan yang berlebihan dan mengakui ketika mereka perlu beristirahat agar tidak terlalu terpaku pada platform tersebut.

Edukasi Diri:

Pelajar harus terus-menerus memperbarui pengetahuan mereka tentang perkembangan media sosial. Hal ini melibatkan pemahaman tentang fitur baru, perubahan kebijakan, dan tren terkini.

Bertanggung Jawab:

Akhirnya, pelajar perlu mengerti bahwa mereka bertanggung jawab atas tindakan mereka di media sosial. Apapun yang mereka bagikan atau sampaikan dapat memiliki dampak jangka panjang, dan mereka harus mempertimbangkan dampak tersebut.

Mengembangkan pemahaman yang matang tentang media sosial akan membantu pelajar mengelola dan menggunakan platform tersebut secara positif dalam kehidupan mereka.

Di era digital semua orang punya access terhadap internet banyak hal yang harus kita mulai perhatikan  salah satunya budaya di media digital. Netizen paling tidak sopan se-Asia Fasifik adalah netizen Indonesia. Dunia digital seharusnya sama aja dengan kehidupan sehari-hari. 

Di media sosial, banyak yang komen di konten orang yang iseng seperti menjelek-jelekan, memaki-maki, sampai menghina "Udah kaya hidupnya paling bener aja". Di Dunia maya jadi jagoan, di dunia nyata cuma jadi bebeban. 

"Terus, budaya seperti apa yang harus dipraktekan di media digital?"
Mudahnya sih ikutin aja budaya yang tertanam dalam pancasila 

Sila pertama tentang ketuhanan. 


Agama mengajarkan cinta dan kasih, agama mana sih yang mengajarkan kebencian? Tidak ada, begitu juga di sosmed Jangan komen atas dasar kebencian sobs

Sila kedua tentang kemanusiaan. 


Bahwa semua orang punya hak yang sama. Gak boleh ada diskriminasi. 

Sila ketiga tentang persatuan. 


Tidak ada persatuan yang lahir dari kebiasaan saling menjatuhkan. Tidak ada persatuan yang lahir dari ujaran kebencian. Udah lah, woles aja di sosmed Hehehe, 

Sila keempat tentang musyawarat dan mufakat. 


Di media digital, semua bebas berekspresi, boleh saling kritik, boleh saling memberi saran, cuma ingat. Musyawarat kan ada etikannya.

Sila kelima tentang keadilan sosial. 


Media digital bisa dipakai jadi tempat saling bantu. kaya jaman sekarang ini nih, banyak banget yang saling bantu promoin dagangan, saling bantu informasi, sampai saling bantu biaya isoman. Itu contoh budaya digital yang berbasis pancasila Hehehe, yu mulai saling menghargai budaya yang berbeda.




Sumber: http://jurnal.lemhannas.go.id/index.php/jkl/article/view/416

Comments

Popular Posts

Perubahan Sosial Budaya

Kondisi Alam Negara-negara di Dunia