Implementasi Kompetensi Inti KI-1 dan KI-2 dalam Pembelajaran

Kompetensi Inti

1. Kompetensi Inti Satu (KI-1)

Sikap religius Kurikulum 2013 dalam pembelajaran Bahasa Indonesia telah diimplementasikan dengan baik oleh guru pada siswa kelas delapan, melalui berbagai kegiatan pembelajaran yang disusun dan diterapkan di lingkungan sekolah.

Guru mencoba dengan seluruh kemampuannya untuk menerapkan sikap religus secara maksimal agar siswa memilki sikap dan perilaku yang baik serta mampu menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Niampe (2015:98) kompetensi sikap spiritual yang terkait dengan pembentukan sikap peserta didik untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, sikap ini ditunjukan dengan melakukan ibadah. 

Selain itu Abidin (2013:67-70) mendeskripsikan nilai religius merupakan sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama
lain dan hidup rukun dengan agama lain. Kegiatan rutin yang selalu dilaksankan oleh guru dalam menerapkan sikap religius dalam pembelajaran yaitu:
(1). Mengucapkan salam “Assalamualaikum wr. Wb.” sebelum dan setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai agama yang dianutnya, (2). Berdoa sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran, (3) Membiasakan mengucapkan syukur ketika selesai mengikuti pelajaran dan ketika berhasil mengerjakan tugas, (4). Melaksanakan ibadah shalat di sekolah, (5). Menjaga lingkungan hidup di sekitar kelas/sekolah. Sikap spiritual ini di maksudkan agar peserta didik memiliki moral atau etika yang baik dalam kehidupannya, selain itu sikap ini merupakan perwujudan hubungan antara seseorang hamba dengan Tuhan Yang Maha Esa. (Fadillah,2014:49).

2. Kompetensi Inti Dua (KI-1) 

Seperti yang disampaikan Fahrudin (2014:8) sikap sosial adalah orang-orang yang dapat berealisasi dengan orang lain dan lingkungannya dengan baik. Sikap ini wajib dilakukan oleh peserta didik dalam kehidupan sehari-hari, baik di sekolah maupun di tempat dimana peserta didik berada.

Berikut ini kegiatan yang dilakukan guru dalam mengintegrasikan sikap sosial kepada siswa dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia: a. Sikap Jujur Niampe (2015:152) mengemukakan sikap jujur adalah perilaku yang dapat dipercaya dari perkataan, tindakan, pekerjaan, sikap ini melambangkan keperibadian yang mewarnai tingkah laku seseorang sehingga harus dikembangkan pada diri peserta didik dan proses mengembangkan sikap jujur dalam pembelajaran dilakukan secara terintegrasi dengan semua mata pelajaran.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara sikap jujur diterapkan oleh guru melalui aktivitas pembelajaran Bahasa Indonesia dikelas, seperti pada kegiatan berikut ini: (1). Mengerjakan tugas dengan baik dan tidak menyontek, (2). Berbicara dengan jujur, (3). Membuat tugas berdasarkan data atau informasi yang benar dan nyata, (4). Tidak membenarkan melakukan plagiatisme (mengambil/ Sumber : menyalin karya orang lain tanpa menyebutkan sumber), (5). Bersyukur atas nikmat dan karunia Tuhan Yang Maha Esa atas diberikannya Bahasa Indonesia untuk berkomunikasi b. Disiplin Salah satu tujuan dari pendidikan yaitu agar siswa menjadi terdidik dan memiliki jiwa disiplin, senada dengan hal tersebut Niampe (2015:154) mengemukakan sikap disiplin adalah tindakan yang menunjukan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan yang berlaku, baik yang tertulis maupun tidak tertulis.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara guru mengintegrasikan sikap disiplin ke dalam pembelajaran melalui kegiatan berikut ini: (1). Datang ke sekolah dan masuk kelas tepat waktu. Guru memberikan teladan kepada siswa untuk datang lebih awal, 10 menit sebelum jam pelajaran dimulai, (2). Patuh pada tata tertib atau aturan bersama/sekolah. Guru memberikan teladan datang mengajar dan mengikuti kegiatan sekolah tepat waktu, guru memberikan peringatan kepada siswa jika terlambat agar tidak mengulanginya lagi, lalu siswa di izinkan mengikuti pelajaran ketika siswa telah berjanji tidak mengulangi ke salahannya, (3). Mengerjakan/ mengumpulkan tugas sesuai dengan waktu yang ditentukan. c. Tanggung Jawab Abidin (2013:68) yang mengemukakan tanggung jawab merupakan sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya. Hasil observasi dan wawancara sikap tanggung jawab diterapkan oleh guru kepada siswa melalui kegiatan pembelajaran berikut ini, (1). Melaksanakan tugas dengan baik.

Guru memberikan tugas secara individu untuk membaca, mengidentifikasi dan menuliskan serta menyusun “Cerita ulang sang pemimpi, laskar pelangi dan cerpen nasehat untuk anakku” sesuai dengan langkahlangka menysun teks ulasan (ada pada lampiran RPP), (2). Berani menerima risiko dari tindakan yang dilakukan.

Guru memberikan tugas untuk mengidentifikasi dan menuliskan serta “Menyusun cerita ulang Sang Pemimpi, Laskar Pelangi dan cerpen Nasehat Untuk Anakku, siswa akan diberi nilai yang baik bagi kalau tugasnya dikerjakan secara maksimal, dan guru akan memberikan nilai yang kurang baik ketika siswa main-main dalam mengerjakan tugas yang diberikan, (3). Bertanggung jawab terhadap barang yang dipinjam baik itu barang orang lain maupun sekolah. Guru memberikan saran kepada siswa supaya buku pelajaran pinjaman dari sekolah untuk di rawat dan diberi sampul/kafer tambahan agar tidak mudah rusak, “Perhatikan dulu, untuk minggu depan ibu tidak mau lagi melihat buku pelajaran belum di bungkus rapi, semuanya wajib menjaga buku pinjam ini agar tidak rusak”, siswa menerima saran guru dan dan bertanggung jawab atas barang (buku cetak) yang di pinjamnya dari sekolah untuk dijaga dan di bungkus dengan pembungkus tambahan seperti kertas manila, kertas kado dan kertas lainnya, (4). 

Sumber : individuhttps://ejournal.unib.ac.id/index.php/korpus/article/viewFile/3286/1704 

Comments

Popular Posts

Perubahan Sosial Budaya

Kondisi Alam Negara-negara di Dunia