Perubahan Sosial Budaya

Perubahan Sosial Budaya dan Globalisasi








Setiap masyarakat pasti mengalami perubahan. Perubahan dalam masyarakat dapat berkaitan dengan perubahan pada lembaga sosial, nilai sosial, pola perilaku, organisasi, kelompok sosial, dan lapisan sosial. Perubahan yang terjadi di masyarakat dikenal juga dengan istilah perubahan sosial budaya. 
William Ogburn dalam Elly M Setiadi (2011) berpendapat bahwa batasan ruang lingkup perubahan sosial budaya, mencakup perubahan pada unsur-unsur kebudayaan baik yang bersifat materiil maupun yang bersifat nonmaterial (immaterial), beliau menekankan perubahan sosial sebagai pengaruh yang besar dari unsur- unsur kebudayaan materiil terhadap unsur kebudayaan immateriil
Kecepatan perubahan sosial budaya setiap masyarakat berbeda-beda tergantung dari terbuka atau tidaknya suatu masyarakat. Masyarakat industri akan mengalami perubahan sosial budaya lebih cepat dibandingkan perubahan pada masyarakat agraris. Perubahan dapat terjadi pada hal-hal yang bersifat tradisional menjadi modern. Perubahan semacam ini dikenal juga dengan modernisasi
Koentjaraningrat (1985) menjelaskan, modernisasi adalah usaha untuk hidup sesuai dengan zaman dan konstelasi dunia sekarang. Modernisasi mencakup sistem nilai, cara berpikir, berperasaan dan bertindak, serta teknologi yang sesuai dengan kondisi zaman sekarang. Selain dari perubahan sosial dan modernisasi di dalam masyarakat terdapat juga proses yang disebut globalisasi. 
Selo Soemardjan (1962) menjelaskan bahwa globalisasi adalah terbentuknya sistem organisasi dan komunikasi antarmasyarakat di seluruh dunia untuk mengikuti sistem dan kaidah yang sama secara cepat. Globalisasi melanda berbagai bidang baik bidang IPTEK, ekonomi, transportasi, politik ataupun budaya.
Kita harus bersyukur kepada Tuhan karena globalisasi membawa dampak positif dan kemudahan bagi kehidupan manusia. Namun begitu globalisasi juga mempunyai dampak negatif. Untuk itu agar integrasi bangsa tetap kokoh diperlukan upaya untuk menghadapi arus globalisasi. 

A. Perubahan Sosial Budaya

Dalam gambar menunjukkan keadaan bangsa Indonesia ketika terjadi penjajahan, proklamasi kemerdekaan, pembangunan yang semakin berkembang sampai dengan keadaan di mana kebebasan berbicara mulai diundangkan dan kemudian berdampak pada banyak terjadi demonstrasi. Perubahan sosial budaya meliputi berbagai hal seperti cara berpikir, berperilaku, dan alat- alat. 

Dalam cara berpikir masyarakat juga mengalami perubahan, misalnya perubahan dari berpikir magis ke rasional (menerima segala sesuatu secara objektif dengan menggunakan pikiran yang rasional). Selain itu terdapat juga perubahan dalam penggunaan alat dari tradisional ke alat yang lebih modern. 
Kingsley Davis  dalam  Soerjono  Soekanto  (2014)  mengatakan  bahwa  perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan kebudayaan. Perubahan dalam kebudayaan mencakup hal-hal seperti kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi, dan filsafat. Menurutnya perubahan sosial sebagai perubahan pada sistem sosial, struktur, dan fungsi masyarakat. 
Perubahan sosial misalnya perubahan perilaku remaja, perubahan nilai dan norma dalam masyarakat, perubahan pada peran perempuan dan laki-laki serta masih banyak perubahan lainnya. Budaya dapat diartikan sebagai hasil cipta rasa karsa manusia. Hal-hal yang termasuk dalam perubahan budaya diantaranya adalah perubahan pada alat transportasi, alat komunikasi, serta perubahan pada bidang budaya lainnya. 

Berdasarkan contoh di atas, terlihat bahwa perubahan sosial dan perubahan budaya saling berkaitan. Perubahan budaya dapat menyebabkan perubahan sosial dalam masyarakat atau bisa jadi dalam masyarakat terdapat perubahan sosial yang dapat menyebabkan terjadinya perubahan budaya. Namun yang harus diingat bahwa tidak semua perubahan budaya dapat menyebabkan perubahan sosial atau sebaliknya. Dengan demikian perubahan sosial budaya merupakan penggunaan istilah yang dapat digunakan untuk mencakup kedua jenis perubahan yang terjadi. 

1. Bentuk Perubahan Sosial Budaya 

Perubahan sosial budaya dalam masyarakat sangat banyak dan  beragam baik bentuk ataupun jenisnya. Oleh karena itu untuk mempermudah mempelajari bentuk perubahan sosial budaya perlu diklasifikasikan. Perhatikan grafik dan penjelasan berikut. 

a. Perubahan Dilihat dari Waktunya 

Perubahan sosial yang terjadi  mempunyai  kecepatan atau waktu yang berbeda-beda antara masyarakat satu dengan masyarakat yang lain. Pada masyarakat tradisional tentunya kecepatan perubahan sosial budayanya akan lebih lambat dibandingkan dengan masyarakat modern. 

Hal tersebut dikarenakan masyarakat modern lebih terbuka dan heterogen dibandingkan dengan masyarakat tradisional. 

Untuk mengetahui gambaran yang lebih jelas tentang perubahan sosial budaya perubahan sosial budaya lambat dan cepat amatilah gambar 2.5 dan 2.6 berikut ini! 


Dari gambar di atas dapatkah kamu mengidentifikasi gambar manakah yang mengalami perubahan sosial budaya lambat dan cepat? 

1). Perubahan Sosial Lambat atau Evolusi 

Perubahan sosial lambat dikenal juga dengan evolusi. Perubahan sosial lambat  atau  evolusi  merupakan  perubahan  sosial  yang  memerlukan waktu lama dan diikuti oleh rentetan perubahan kecil yang terjadi secara lambat. Perubahan sosial pada masyarakat tradisional dapat dikategorikan mengalami perubahan lambat ini. 

Dalam masyarakat tradisional perubahan yang terjadi kecil dan cukup lama sehingga mereka seolah tampak tidak mengalami perubahan. Dapatkah kamu memberikan contoh dari perubahan evolusi? Gambar 2.5 adalah contoh kehidupan masyarakat primitif. 

Lamanya  waktu  yang  diperlukan  dalam  perubahan  mata  pencaharian masyarakat dari masa berburu dan meramu, bercocok tanam dan beternak, masa pertanian, dan masa perundagian dapat dicontohkan untuk perubahan evolusi

2). Perubahan Sosial Cepat atau Revolusi 

Gambar 2.6. menunjukkan terjadinya revolusi industri. Revolusi industri merupakan perubahan sosial budaya yang dapat dikategorikan dalam perubahan sosial cepat. Revolusi industri sebenarnya berlangsung cukup lama yaitu tahun 1750-1850. Namun karena revolusi industri mengakibatkan perubahan secara besar-besaran maka waktu 100 tahun bukan menjadi waktu  yang  lama. Untuk itulah  revolusi  industri  tetap  dikategorikan dalam perubahan sosial budaya cepat. 

Revolusi  adalah  perubahan  sosal yang berlangsung dalam waktu yang cepat dan hal-hal mendasar dalam masyarakat ikut mengalami perubahan. Perubahan besar terjadi di bidang pertanian, manufaktur, pertambangan, transportasi, dan teknologi. 

Revolusi industri dimulai di Britania Raya dan menyebar ke seluruh Eropa Barat, Amerika, dan Jepang. Revolusi Inggris dianggap sebagai pelopor revolusi di negara lain. Revolusi industri membawa akibat dalam berbagai bidang kehidupan bagi negaranya ataupun bagi negara lain, antara lain sebagai berikut:
  1. Proses mekanisasi dalam usaha industri
  2. Perdagangan makin berkembang
  3. Transportasi lancar
  4. Berkembangnya urbanisasi
  5. Terjadinya kesenjangan sosial 
Selain akibat di atas, setelah adanya revolusi industri terjadi perubahan pada sendi atau dasar dari kehidupan masyarakat terutama pada lembaga kemasyarakatan. 

Revolusi industri mengubah pola hubungan antara buruh dan majikan, sistem kekeluargaan dan sebagainya. Pada dasarnya perubahan sosial budaya yang cepat atau revolusi dapat terjadi tanpa direncanakan atau direncanakan terlebih dahulu. 

b. Perubahan Dilihat dari Pengaruhnya 

1). Perubahan yang Pengaruhnya Kecil 

Perubahan yang pengaruhnya kecil diikuti oleh sebagian kecil orang. Perubahan ini tidak membawa perubahan mendasar pada bidang kehidupan. 

Perubahan yang pengaruhnya kecil merupakan perubahan yang tidak membawa perubahan pada unsur struktur sosial masyarakat. Perubahan yang pengaruhnya kecil artinya perubahan tersebut hanya dianut oleh sebagian kecil orang yang menyukainya saja sehingga perubahan ini tidak membawa pengaruh berarti bagi sebagian besar masyarakat. 

2). Perubahan yang Pengaruhnya Besar 

Pada bentuk perubahan sebelumnya kamu telah membahas materi tentang revolusi sebagai perubahan yang mempengaruhi sendi-sendi dan dasar kehidupan masyarakat. Perubahan semacam ini termasuk dalam bentuk perubahan yang pengaruhnya besar. 

Perubahan yang pengaruhnya besar adalah perubahan yang membawa perubahan dalam sendi-sendi kehidupan dalam suatu masyarakat. Industrialisasi merupakan salah satu contoh dari bentuk perubahan ini. 

Industrialisasi membawa pengaruh besar terhadap berbagai bidang kehidupan di masyarakat. Industrialisasi merupakan proses perubahan sosial ekonomi yang mengubah sistem mata pencaharian masyarakat agraris menjadi masyarakat industri. Proses Industrialisasi dapat ditemukan dalam masyarakat kota ataupun masyarakat desa. Pembangunan pabrik-pabrik untuk kepentingan industri sebagai bagian dari proses industrialisasi. 

c. Perubahan Dilihat dari Perencanaannya 

1). Perubahan yang Direncanakan/Planned Change 

Gambar 2.8 adalah contoh dari perubahan sosial yang direncanakan. Perubahan yang direncanakan atau planned change merupakan perubahan yang memang diinginkan dan dikehendaki oleh masyarakat atau pihak yang menginginkan perubahan. Pembangunan dapat dikatakan sebagai contoh perubahan sosial yang dikehendaki dan direncanakan. 

Salah satu contoh pembangunan yang dilakukan di Indonesia adalah pembangunan jalan. Kondisi jalan di Indonesia berbeda-beda, terdapat jalan yang sudah tertata dengan baik, misalnya beraspal mulus, dan terdapat jalan yang kondisinya belum beraspal. 

Jalan yang terdapat di suatu daerah bermacam-macam, ada jalan nasional dan jalan daerah. Jalan nasional adalah jalan penghubung antarprovinsi yang dibangun untuk memperlancar transportasi lintas nasional, sehingga langsung menjadi tanggung jawab negara. 

Sedangkan jalan daerah merupakan jalan penghubung antardaerah di dalam provinsi. Jalan penghubung antar kabupaten/kota menjadi tanggungjawab pemerintah provinsi, sedangkan jalan penghubung antarkecamatan merupakan tanggung jawab pemerintah kabupaten. 

Pembangunan jalan direncanakan oleh pihak-pihak yang merencanakan perubahan atau biasa disebut agent of change. Pemerintah, masyarakat, atau tokoh masyarakat dapat menjadi contoh pihak yang berperan dalam merencanakan perubahan. 

Selain pembangunan jalan sebagai perubahan sosial yang direncanakan, dapat dicontohkan pula penerapan teknologi dalam kegiatan pendidikan. Penerapan Buku Sekolah Elektronik, misalnya, merupakan suatu perubahan yang direncanakan. 

Pembangunan di bidang ilmu pengetahuan dan pendidikan tersebut juga merupakan perubahan sosial budaya yang dikehendaki atau direncanakan. Pembangunan di bidang pendidikan ditujukan untuk mengejar ketertinggalan bangsa dari laju pertumbuhan bangsa lain. Pembangunan di bidang ilmu pengetahuan dan pendidikan akan mendukung peningkatan kemampuan sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu berdaya saing. Penerapan teknologi dalam bidang pendidikan dilakukan untuk mempermudah proses pembelajaran. 

2). Perubahan yang Tidak Direncanakan/Unplanned Change 

Perubahan sosial budaya yang tidak direncanakan adalah perubahan yang terjadi di luar jangkauan pengawasan masyarakat. Bencana alam seperti gunung meletus, gempa bumi, banjir dan sebagainya akan membawa perubahan bagi masyarakat yang mengalaminya. Perubahan sosial budaya yang tidak direncanakan terkadang terjadi sebagai akibat perubahan yang direncanakan. Sebagai contoh, perubahan penggunaan traktor dalam teknologi pertanian merupakan sebuah perubahan yang direncanakan. 

Kemajuan dan penerapan teknologi tersebut menguntungkan petani karena menghemat tenaga, waktu, dan biaya. Namun di sisi lain menimbulkan dampak yang tidak direncanakan, misalnya, banyak buruh tani kehilangan pekerjaan karena tenaganya telah digantikan mesin. Selain itu, dampak lainnya adalah memudarnya nilai kegotongroyongan warga masyarakat dalam mengerjakan lahan pertaniannya. 

2.   Faktor Penyebab dan Penghambat Perubahan Sosial Budaya 

Perubahan sosial budaya yang terjadi dalam masyarakat tidak datang dengan sendirinya, melainkan ada faktor yang menyebabkannya terjadi. Perhatikan pembahasan berikut. 

a. Faktor Penyebab Perubahan Sosial budaya 

Pada dasarnya perubahan sosial budaya dalam masyarakat terjadi karena ada sesuatu yang dianggap sudah tidak memuaskan, kebosanan masyarakat terhadap sesuatu yang ada, dan juga karena menyesuaikan diri dengan faktor yang baru.

1). Bertambah dan Berkurangnya Penduduk 

Indonesia termasuk negara dengan jumlah penduduk yang besar. Penduduk Indonesia mendiami ribuan pulau yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Berdasarkan data kependudukan dunia tahun 2012, Indonesia menempati urutan ke-4 jumlah penduduk terbesar di dunia. Adapun urutan pertama ditempati China (1,35 milyar jiwa), ke-2 India (1,260 milyar jiwa) dan ke-3 Amerika Serikat (314 juta jiwa). Sementara itu, hasil sensus penduduk tahun 2010 menunjukkan jumlah penduduk Indonesia mencapai 237.641.326 jiwa. Jika luas wilayah Indonesia mencapai 1.904.569 km², berarti kepadatan penduduk per km² sekitar 125 jiwa. Namun, kepadatan penduduk Indonesia tidak merata.  

Pulau Jawa merupakan pulau yang mempunyai kepadatan penduduk paling tinggi. Pulau Jawa menjadi pusat pemerintahan dan perekonomian negara, sehingga banyak penduduk yang tertarik untuk tinggal di wilayah ini. Kepadatan penduduk yang tinggi di Pulau Jawa dapat dijelaskan dengan melihat faktor geografis, khususnya faktor fisik berupa tanah yang subur dan faktor sejarah. 

Kerajaan-kerajaan banyak berkembang di Pulau Jawa sehingga Pulau Jawa berkembang menjadi pusat aktivitas penduduk saat ini di Indonesia. Apabila suatu daerah mulai dipadati oleh penduduk, maka banyak perubahan sosial budaya yang terjadi, misalnya keramahtamahan menurun, banyak muncul kelompok baru, perubahan pada lembaga sosial, dan sebagainya. 

Jumlah penduduk di setiap wilayah/provinsi maupun pulau juga berbeda-beda dengan angka pertumbuhan yang berbeda pula. Jumlah penduduk yang besar di Indonesia menjadi permasalahan serius terutama di daerah perkotaan. Semakin besar jumlah penduduk, semakin banyak permasalahan yang dihadapi oleh suatu daerah. Sebagai contoh  jumlah penduduk suatu kota mengalami peningkatan yang besar karena adanya urbanisasi. 

Pertambahan ini mempengaruhi jumlah lahan yang ditempati serta berbagai sarana dan prasarana yang dibutuhkan. Maka terjadilah banyak perubahan sosial budaya di kota tersebut. Dengan banyaknya penduduk di wilayah tersebut yang berpindah, dapat menyebabkan banyak lahan yang terbengkalai, wilayah tersebut menjadi kurang berkembang karena banyak tenaga produktif yang pindah ke kota, dan sebagainya. 

Pengelolaan bonus demografi yang tepat akan membawa dampak positif terhadap perubahan sosial budaya masyarakat. Bonus demografi adalah bonus yang dinikmati suatu negara sebagai akibat dari besarnya proporsi penduduk produktif (rentang usia 15-64 tahun) dalam evolusi kependudukan yang dialaminya. 

Pengelolaan bonus ini dapat dilakukan dengan cara pemerintah menata kebutuhan sarana dan prasarana kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang disesuaikan dengan kebutuhan penduduknya. Selain itu masalah sosial yang terjadi sebagai akibat jumlah dan komposisi penduduk yang tidak seimbang harus mendapatkan penanganan yang tepat. Indonesia harus mampu menyiapkan generasi muda yang berkualitas tinggi melalui pendidikan, pelatihan, kesehatan, penyediaan lapangan kerja, daninvestasi. 

2). Penemuan Baru 

Gambar 2.9 di atas menunjukkan hasil dari pembaharuan alat komunikasi handphone. Kecanggihan aplikasi  handphone  yang  berkembang  saat ini sudah tidak diragukan lagi. Awalnya handphone ditemukan sebagai alat komunikasi suara, kemudian karena masih merasa kurang puas manusia mengembangkan keberadaan handphone  untuk komunikasi tulisan atau massage, kamera, radio, dan internet. 

Saat ini, aneka aplikasi dapat masuk ke dalam satu ponsel canggih ini. Ketidakpuasan masyarakat terhadap keadaan serta kesadaran akan kekurangan dalam kehidupan masyarakat membuat mereka terus menggali hal-hal baru yang dapat memuaskan mereka. Keadaan semacam ini kemudian membuat banyak penemuan baru diciptakan atau diperbarui. 

Penemuan baru memang banyak membawa perubahan sosial budaya dalam kehidupan masyarakat. Ketika listrik ditemukan oleh Michael Faraday (1791–1867) pada tahun 1821 dunia  mengalami  banyak  perubahan  termasuk  rangkaian penemuan sesudahnya. Kombinasi dari pengetahuan dan penemuan listrik kemudian banyak tercipta seperti alat alat penghasil tenaga listrik, benda atau alat yang dapat menyalurkan listrik seperti setrika listrik, kompor listrik, dan alat masak listrik. 

Suatu penemuan baru menyebabkan perubahan dalam bidang-bidang tertentu. Penemuan handphone dan internet adalah sebagian kecil dari penemuan baru atau pembaharuan. Penemuan-penemuan dan pembaharuan tersebut dapat menyebabkan perubahan di bidang komunikasi, interaksi sosial, status sosial, pola pikir, dan tindakan manusia. 

3). Konflik 

Kita harus bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena negara Indonesia dikaruniai berbagai keanekaragaman baik agama, suku bangsa, dan ras. Keanekaragaman tersebut memperkaya multikulturalisme bangsa. 

Namun di sisi lain keanekaragaman juga membawa proses sosial negatif yang disebut dengan konflik. Tentunya bertengkar atau berbeda pendapat dengan orang lain pasti  pernah kalian alami.  Kondisi inilah yang dapat dikategorikan dalam konflik. Faktor penyebabnya bisa bermacam-macam seperti karena salah paham, dan perbedaan pendapat. 

Konflik dapat diistilah- lainkan dengan kata pertentangan. Pertentangan atau konflik dapat terjadi antara
individu dan individu, antarakelompok dan kelompok, atau antara individu dan kelompok. 
Konflik dapat terjadi akibat banyak hal. Penyebab terjadinya konflik pada dasarnya karena adanya perbedaan, baik perbedaan kepentingan, pendapat, kebudayaan, atau antarindividu. Konflik tersebut kemudian dapat menyebabkan terjadinya perubahan dalam masyarakat. Perubahan sosial dan konflik adalah dua hal yang saling berkaitan. Ketika dalam masyarakat terjadi perubahan sosial budaya yang cepat, hal ini dapat mengubah nilai-nilai yang ada dalam masyarakat. Sebaliknya konflik yang terjadi dalam masyarakat juga dapat memunculkan terjadinya perubahan sosial. 

Konflik sebagai penyebagai terjadinya perubahan sosial yang pernah terjadi di Indonesia diantaranya adalah konflik antara pemerintah RI dan GAM (Gerakan Aceh Merdeka). Konflik tersebut terjadi diakibatkan karena perbedaan keinginan yang telah berlangsung sejak tahun 1976. GAM yang pada waktu itu dipimpin oleh Hasan di Tiro merupakan gerakan separatis untuk memisahkan diri dari NKRI. Konflik yang telah berlangsung bertahun-tahun ini mengundang perhatian internasional untuk membantu menanganinya. Namun beberapa kali usaha untuk mendamaiakan konflik ini gagal. Akhirnya konflik antara GAM dan NKRI berakhir melalui mediasi (penyelesaian konflik) dengan menghadirkan CMI (Crisis Management Initatives). 

Tempat perundingan yang diprakarsai CMI dilaksanakan di kota Helisinki, Finlandia. Tercapainya perundingan antara RI dan GAM dari putaran pertama hingga kelima adalah ditandatanganinya memorandum of undestanding (MOU). Setelah terjadinya perdamaian antara GAM dan RI, perubahan sosial budaya mulai terjadi. Berbagai macam pembangunan di Aceh  terus  berlangsung. Pembangunan  ekonomi  di Aceh  juga  jadi mendapat perhatian lebih, sehingga mereka sudah tidak lagi merasa diabaikan pemerintah. 

4). Terjadinya Pemberontakan atau Revolusi 

Revolusi atau pemberontakan dapat menyebabkan terjadinya perubahan sosial budaya. Banyak contoh revolusi atau pemberontakan yang terjadi di dunia ini. Gelombang   revolusi unjuk rasa dan protes yang terjadi di dunia arab sebagai rangkaian dari the Arab Spring (pemberontakan Arab) adalah contoh revolusi yang terjadi di dunia. Misalnya saja tahun 2011 lalu terjadi revolusi di Mesir. Demonstrasi besar-besaran terjadi di Mesir menuntut agar presiden Hosni Mubarak yang telah berkuasa 30 tahun untuk melepaskan jabatannya. 

Protes menggunakan teknik pemberontakan sipil  dalam  kampanye  yang  melibatkan  serangan,  demonstrasi,  pawai, dan pemanfaatan media sosial seperti Facebook, Twitter, Youtube, atau Skype untuk mengorganisir, berkomunikasi, dan mengumpulkan massa.

Pemerintah meredam usaha para demonstran yang menggalang aksinya dari internet dengan cara memberhentikan saluran internet dan komunikasi hingga batas waktu yang tidak ditentukan. Revolusi ini berakhir dengan jatuhnya Hosni Mubarak. Setelah terjadinya revolusi, Mesir mengalami perubahan besar dalam berbagai bidang. 

Revolusi yang pernah terjadi di Indonesia adalah ketika Indonesia mencapai kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus  1945. Dengan  proklamasi, bangsa Indonesia menjadi bangsa yang merdeka, bebas dari cengkeraman penjajah, serta telah mengubah struktur pemerintahan kolonial menjadi pemerintahan nasional. Berbagai perubahan terlihat mengikuti, seperti lembaga keluarga, sistem sosial, sistem politik, dan sistem ekonomi. 

Pada dasarnya pemberontakan terjadi diawali dengan adanya ketidakpuasan sebagian masyarakat terhadap situasi dan kondisi. Ketidakpuasan ini diarahkan pada sistem kekuasaan yang dianggapnya tidak cocok sehingga mendorong para pemberontak membuat sistem kekuasaan yang berbeda. Rezim yang dlalim pada dasarnya menjadi awal munculnya rasa ketidakadilan di masyarakat sehingga mendorong sebagian masyarakat yang merasa tidak diuntungkan melakukan pemberontakan.

Situasi dan kondisi ini mendorong pergerakan revolusi sebagai wujud dari pemberontakan. Adanya revolusi akan membawa perubahan-perubahan besar dalam tubuh masyarakat. Misalnya revolusi Mei tahun 1998 yang terjadi di Indonesia. Peristiwa dimulai dari demonstrasi menuntut turunnya Presiden Soeharto yang telah berkuasa selama 32 tahun. Perubahan besar terjadi di Indonesia setelah Soeharto menyatakan mundur dan reformasi bergulir. Dimulai dari perubahan kepala negara, wakil kepala negara, struktur kabinet, sampai perilaku warga masyarakat yang menjadi lebih berani mengkritisi cara kerja pemerintah dan sebagainya. Perubahan tahun 1998 ini dapat dikategorikan sebagai revolusi. 

5). Perubahan Lingkungan Alam 

Lingkungan  alam adalah lingkungan yang sudah ada tanpa harus dibuat oleh manusia. Lingkungan alam di antaranya daratan (tanah), perairan, dan udara. Alam mempunyai peranan yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Alam adalah penyedia bahan-bahan makanan dan pakaian, penghasil tanaman, serta sumber kesehatan dan keindahan. 

Perubahan  lingkungan  alam  dapat  terjadi  karena  faktor  alam  dan faktor manusia. Banjir, lahar panas, gunung meletus, gempa, dan tsunami adalah contoh perubahan lingkungan alam akibat faktor alam. Sementara penyebab perubahan lingkungan alam karena faktor manusia yang dapat menyebabkan perubahan pada lingkungan alam antara lain penggunaan teknologi dalam mengelola alam, pemanfaatan lingkungan alam secara berlebihan, pembuangan limbah ke lingkungan alam dan sebagainya.

Ketika penggunaan teknologi tidak diperhatikan secara benar maka dapat mengakibatkan kerusakan. Perubahan yang terjadi pada lingkungan alam bahkan dapat menyebabkan masyarakat yang mendiami daerah tersebut terpaksa harus meninggalkan tempat tinggalnya. 
Suatu masyarakat yang tinggal di lingkungan pantai mempunyai pekerjaan sebagai nelayan. Suatu saat mereka mengalami bencana tsunami. Lingkungan alam di sekitar tempat tinggal mereka mengalami perubahan besar. Mereka direlokasi ke lingkungan alam dataran rendah. Relokasi tempat tinggal membuat mereka harus mengubah mata pencaharian mereka yang semula sebagai nelayan berubah menjadi petani.

Lingkungan alam berkaitan pula dengan perubahan penduduk, ketika terjadi pertambahan penduduk maka semakin tinggi pula tekanan terhadap alam. Oleh karena itu bisa terjadi perusakan alam. Misalnya untuk memenuhi kebutuhan akan perumahan, manusia mengeringkan lahan pertanian untuk membangun rumah. Akibatnya lahan pertanian menjadi sempit, serta banyak petani yang kehilangan lahan untuk bertani dan terpaksa bekerja sebagai buruh pabrik atau pekerjaan yang lainnya. 

6). Peperangan

Terjadinya perang di suatu wilayah akan berpengaruh terhadap perubahan warga masyarakatnya. Perubahan itu dapat terjadi pada cara berperilaku, berpikir ataupun kepribadian dari mereka. Perang akan membawa perubahan besar dan kecil dalam warga masyarakat yang terlibat perang. Hal ini terutama pada masyarakat yang kalah perang. 

Bangsa yang menang perang akan memaksakan kebudayaannya kepada negara yang kalah perang. Indonesia pernah berperang melawan bangsa Jepang dan Belanda. Meskipun Jepang menjajah negara kita hanya sekitar kurang lebih tiga setengah tahun (1942–1945). Namun  banyak membawa perubahan sosial budaya bangsa Indonesia. Tahukah kamu perubahan apa sajakah itu? Perubahan sosial budaya yang terjadi akibat Indonesia dikuasai Jepang dapat kita bagi menjadi beberapa bidang diantaranya adalah sebagai berikut:

a).  Bidang Sosial

Dalam bidang sosial kemiskinan dan kelaparan terjadi di berbagai daerah. Tenaga kerja produktif yang ada di desa dipekerjakan pada beragam proyek. Akhirnya desa pun mengalami krisis karena tidak terurus.

b).  Bidang Ekonomi

Di bidang ekonomi terlihat bahwa rakyat hidup dalam kesulitan. Sumber daya dan hasil-hasil pertanian dibawa untuk kepentingan perang Jepang. Bahkan pada waktu itu rakyat hanya makan ubi dan bonggol pisang. 

 c).  Bidang Budaya

Bidang budaya terdapat dampak yang cukup baik karena Bahasa Indonesia  berkembang  luas.  Hal  ini  sebagai dampak kebijakan Jepang yang melarang kebudayaan Barat (Belanda). Karya sastra bermunculan dengan nuansa perang dan kemerdekaan. 

d).  Bidang Politik

Para pemimpin dilibatkan dalam beragam organisasi. Mereka pun memanfaatkan kesempatan itu untuk mempersiapkan kemerdekaan. Sehingga puncak dari perjuangan untuk merdeka dimulai dari masa ini. Ketika Jepang menduduki Indonesia, pada tahun 1945, dua  bom atom dijatuhkan oleh tentara Sekutu di kota Hiroshima dan Nagasaki. Delapan hari setelah bom atom menghancurkan Nagasaki, rakyat Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945. 

Jatuhnya bom atom di Jepang memberikan hikmah lepasnya belenggu kekejaman tentara Jepang yang telah merampas hampir seluruh harta benda yang dimiliki penduduk Indonesia. Perubahan terbesar yang dirasakan bangsa Indonesia pada tahun 1945 adalah terjadinya proklamasi kemerdekaan. 

7). Pengaruh Kebudayaan Masyarakat Lain 

Kebudayaan dalam masyarakat mempunyai kecenderungan untuk saling mempengaruhi. Seperti halnya kamu dan temanmu, kamu dapat mempengaruhi mereka dalam berpakaian, gaya rambut ataupun berperilaku. Begitu juga sebaliknya temanmu dapat mempengaruhi kamu dalam berbagai hal. Dalam masyarakat, pengaruh kebudayaan suatu masyarakat dapat menyebabkan terjadinya perubahan sosial budaya pada masyarakat lain. 

Hubungan yang terjadi dapat menimbulkan pengaruh timbal-balik. Suatu masyarakat dapat mempengaruhi masyarakat lainnya, tetapi juga menerima pengaruh dari masyarakat yang mempengaruhinya. 

Masuk dan berkembangnya unsur agama Islam pada waktu telah menyebabkan perubahan sosial yang sangat luas di kalangan masyarakat Indonesia. Ketika agama Islam masuk ke Indonesia, telah berkembang terlebih dulu agama Hindu dan agama Budha. Pengaruh kebudayaan Hindu sangat kuat sehingga kebudayaan dari agama Hindu masih tampak nyata. Kebudayaan Islam dengan kebudayaan masyarakat setempat akhirnya mengalami percampuran budaya. 

Hal ini terlihat dari beberapa bangunan yang mencerminkan bentuk perpaduan, sebagai contoh kalian bisa amati Masjid Agung Banten ataupun masjid Demak yang mencerminkan adanya perpaduan kedua agama. Pada masjid Agung Banten, struktur bangunannya mencerminkan seni bangunan Meru sebagai ciri utama bangunan Hindu namun bangunan masjid mempunyai fungsi sebagai   bangunan untuk beribadah umat Islam. Perubahan itu terjadi karena dua kebudayaan saling bertemu secara langsung. 

Proses pertemuan kebudayaan tidak selalu saling mempengaruhi. Ketika kedua kebudayaan mempunyai taraf seimbang,  yang terjadi adalah saling menolak (cultural animosity). Keadaan itu dapat berawal dari keadaan masa lalu kedua kebudayaan yang mengalami pertentangan fisik. Pertentangan itu kemudian dilanjutkan dengan pertentangan-pertentangan nonfisik. Terjadilah sikap saling menolak terhadap pengaruh kebudayaan masing-masing. 

Contoh cultural animosity terjadi pada kebudayaan kesultanan Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta. Keduanya merupakan pecahan dari kerajaan Mataram. Yogyakarta dan Surakarta mempunyai kebudayaan yang hampir sama namun sebenarnya berbeda karena mereka tidak mau saling terpengaruh. Misalnya saja, gaya pakaian adat antara Yogyakarta dan Surakarta memang sama namun ada sedikit perbedaannya. 

Perbedaan tersebut tampak mulai dari model beskap, cara melipat jarik, blangkon, gaya busana kebaya, tata cara pengantin, dan sebagainya. Proses  pengaruh  kebudayaan  lain  yang  menyebabkan terjadinya perubahan sosial budaya antara lain sebagai berikut : 

a).  Difusi

Difusi  merupakan proses penyebaran unsur baru, baik berupa alat, ide atau gagasan dari satu pihak ke pihak lain, dari suatu tempat ke tempat lain, dari satu orang ke orang lain, dan dari satu masyarakat ke masyarakat lain. 

Difusi dapat dengan mudah tersebar ketika masyarakat itu terbuka dengan dunia luar. Contohnya pada masyarakat tani tradisional pengolahan lahan pertanian masih menggunakan tenaga hewan dan tenaga manusia. Mereka kemudian mengenal mesin traktor yang ternyata lebih praktis dan lebih cepat dalam mengolah lahan. Pengetahuan manusia berkembang dan berubah karena menghimpunnya dari interaksi dengan masyarakat atau manusia lain. 

b).  Akulturasi (cultural contact)

Salah satu bentuk interaksi sosial asosiatif adalah akulturasi. Percampuran bentuk bangunan antara agama Hindu dan Islam yang diwujudkan dalam bentuk Masjid adalah salah satu contoh akulturasi. Akulturasi terjadi ketika satu kebudayaan tertentu yang dihadapkan dengan unsur-unsur kebudayaan asing, lambat laun unsur kebudayaan asing tersebut melebur atau menyatu ke dalam kebudayaan sendiri (asli),  tetapi  tidak  menghilangkan  ciri  kebudayaan  lama. Ketika berkembang musik rap dari negara asing bertemu dan digabungkan dengan bahasa Jawa, maka terciptalah akulturasi musik rap dengan bahasa Jawa.

c).  Asimilasi

Asimilasi mirip dengan akulturasi. Keduanya merupakan pertemuan kebudayaan. Bedanya terletak pada akulturasi sebagai pertemuan kebudayaan yang menghasilkan kebudayaan campuran, maka asimilasi merupakan pertemuan dua kebudayaan yang lambat laun melebur  menjadi  kebudayaan  baru  dimana  unsur  dari  masing-masing kebudayaan  asli  hilang. 

d).  Penetrasi

Penetrasi merupakan proses perembesan unsur budaya kepada suatu masyarakat baik secara damai, ataupun paksaan. Masuknya unsur agama atau pemaksaan kebudayaan dari bangsa penjajah kepada bangsa yang dijajah merupakan contoh proses penetrasi. 

e).  Invasi

Invasi yaitu masuknya unsur-unsur kebudayaan asing ke dalam kebudayaan setempat dengan peperangan   (penaklukan)   bangsa asing terhadap bangsa lain. Masuknya Belanda ke Indonesia pada masa penjajahan membawa serta unsur-unsur budaya yang sebagian diterapkan pada masyarakat daerah jajahannya. Beberapa unsur tersebut diantaranya adalah bahasa dan sistem pemerintahan. 

f).  Milenarisme

Milenarisme yaitu salah satu bentuk kebangkitan, yang berusaha mengangkat golongan masyarakat bawah yang tertindas dan telah lama menderita dalam kedudukan sosial yang rendah. Masyarakat pedalaman yang memiliki sumber daya alam yang melimpah namun selama ini tidak bisa mengolah sumber daya alam itu karena telah dieksploitasi orang asing, dan sekarang berusaha untuk bisa mengolah kekayaan alam mereka sendiri. 

b. Faktor Penghambat Perubahan Sosial Budaya 

Selain faktor yang dapat menyebabkan terjadinya perubahan sosial budaya dalam masyarakat terdapat pula faktor yang menghalanginya. Faktor yang menghalangi terjadinya perubahan dikenal juga dengan faktor penghambat. 

1). Kehidupan Masyarakat Terasing 

Keadaan  masyarakat  yang  terasing  belum  tentu  kehendak  mereka. HAl ini dapat terjadi karena kondisi daerah yang terisolasi dari jalur komunikasi dan transportasi dapat menyebabkan mereka menjadi terisolasi dari masyarakat lain. Tentunya hal tersebut dapat menghambat terjadinya perubahan sosial budaya.

Kehidupan masyarakat terasing atau terisolasi menyebabkan masyarakatnya tidak mengetahui perkembangan yang terjadi pada masyarakat lain, sehingga mereka sulit untuk  berkembang  dan memperkaya  budayanya. Akibatnya  perubahan sosial budaya dalam masyarakat tersebut menjadi sulit terjadi. 

2). Perkembangan Ilmu Pengetahuan yang Terlambat 

Ilmu pengetahuan adalah jendela dari perubahan sosial budaya. Ketika ilmu pengetahuan  berkembang dengan baik sudah pasti masyarakat yang bersangkutan  akan  mengalami  perubahan  sosial  budaya dengan cepat. Namun sebaliknya apabila ilmu pengetahuan dalam masyarakat lambat maka  perubahan sosial  akan  berjalan  dengan  lambat.  

Berkembangnya ilmu pengetahuan juga dapat dilihat dari maju tidaknya pendidikan dalam masyarakat itu. Ada juga daerah yang memang terisolir, terasing, terpencil dan jauh dari masyarakat lain, sehingga sulit untuk mendapatkan ilmu pengetahuan. Tetapi banyak juga daerah yang sebenarnya terisolir atau sulit dijangkau komunikasi dan transportasi namun memiliki keinginan kuat dalam meperoleh ilmu pengetahuan. 

3). Sikap Masyarakat yang Tradisional 

Suku  Baduy  Dalam  atau  “Urang  Kanekes” Mereka adalah salah  satu  suku bangsa di daerah Banten yang masih sangat mengagungkan sikap tradisional warisan dari nenek moyang. Mereka memilih mengisolasi diri dari dunia modern. Anak-anak tidak mereka sekolahkan secara formal. Mereka hanya boleh belajar dari lingkungan alam. Pelajaran yang mereka dapatkan adalah secara turun-temurun terutama adat istiadat warisan nenek moyang. 

Di masyarakat Baduy Dalam tidak ada teknologi, kendaraan, dan alat elektronik yang mereka pergunakan. Listrik, alat-alat elektronik, bahan-bahan kimia, sampo, sabun, televisi, handphone, dan sebagainya tidak diperkenankan untuk digunakan. Ketika ada yang berkunjung ke wilayah mereka, maka semua hal yang dilarang untuk dipergunakan juga tidak boleh dibawa. Bagi mereka amanah leluhur adalah segalanya. 

Suku Baduy tidak mau menerima perubahan dari luar karena dianggap hanya akan merusak alam. Rumah tempat tinggal mereka direkatkan tanpa paku dan semen. Bangunan rumah menggunakan kayu, bambu, ijuk, dan daun pohon aren. Suku Baduy mempunyai sikap yang sudah ditanamkan sejak nenek moyang. Bagi mereka sikap tradisi secara mutlak tidak dapat diubah. 

Kehidupan masyarakat yang masih tradisional semacam ini dapat menghambat perubahan sosial budaya dalam masyarakat mereka. Namun ini adalah pilihan hidup bagi masyarakat sehingga tidak boleh dipersalahkan. 

Masyarakat tradisional adalah suatu masyarakat yang memelihara, menjaga,, dan mempertahankan tradisi, adat istiadat, sistem nilai, sistem norma dan bahkan sistem kebudayaan yang diwariskan oleh generasi pendahulunya. Dilihat dari letak pemukimannya, masyarakat tradisional umumnya terdapat di pedesaan. 

Namun antara masyarakat pedesaan dan masyarakat tradisional sebenarnya tidak bisa disamakan. Masyarakat tradisional mempunyai pandangan bahwa melaksanakan warisan nenek moyang yang berupa nilai hidup, norma, harapan, cita-cita merupakan kewajiban, kebutuhan dan kebanggaan. Karakteristik yang menonjol dari masyarakat tradisional adalah melaksanakan tradisi mereka dengan murni. 

4). Adanya Prasangka terhadap Hal-hal Baru atau Asing

Merasakan hidup di bawah penjajah selama beratus-ratus tahun membuat bangsa Indonesia banyak yang mengalami trauma, terutama untuk golongan tua. Mereka terkadang mudah merasa curiga dan berprasangka buruk terhadap budaya asing atau hal baru yang berasal dari Barat. Perasaan dan prasangka menimbulkan sikap yang acuh, tidak peduli, bahkan antipati terhadap sesuatu yang baru dari luar masyarakat. 

Padahal sesuatu yang berasal dari luar tersebut bisa jadi sebenarnya bermanfaat dan dapat membawa perubahan bagi kehidupan mereka. Namun ada masyarakat yang memang menanamkan sikap kepada warganya bahwa sesuatu yang berasal dari luar masyarakat hanya akan merusak alam dan kehidupan mereka. Hal inilah yang kemudian membuat suatu  masyarakat tidak mengalami perubahan sosial budaya.

5). Adat Istiadat atau Kebiasaan

Adat merupakan pola perilaku bagi anggota masyarakat yang dilakukan berulang-ulang untuk memenuhi kebutuhan pokok. Adat biasanya bersumber dari nilai tradisional yang telah mengakar pada kehidupan suatu masyarakat. Adat istiadat telah mereka nikmati sebagai bagian dari kehidupan mereka. Selanjutnya ketika ada hal baru yang akan menggantikan adat lama mereka, belum tentu akan diterima begitu saja oleh masyarakat. 

Adat dan cara yang sulit untuk tergantikan misalnya mengenai bidang kepercayaan, sistem mata pencaharian, cara berpakaian, pembuatan rumah, upacara adat, dan sebagainya. Misalnya, adat kebiasaan dalam penggunaan alat.  

Penerapan alat pemotong padi dalam suatu masyarakat belum tentu akan langsung diterima begitu saja. Memotong padi menggunakan alat pemotong sederhana bagi para wanita pada masyarakat tertentu sudah dilakukan turun-temurun. Mereka mempunyai pekerjaan tambahan memotong padi dengan cara lama. Ketika ada unsur penerapan teknologi baru di masyarakatnya, mungkin penerapan alat pemotong padi ditolak penggunaannya. 

B. Globalisasi 

Pada materi sebelumnya kita telah membahas tentang perubahan sosial budaya. Proses perubahan sosial budaya di era modern berkaitan erat dengan globalisasi. Globalisasi   menciptakan masyarakat dunia saling bergantung dalam berbagai bidang kehidupan. Ketergantungan antara satu negara terhadap negara lain misalnya dalam hal sumber pangan. 

Ada negara yang mengalami kelebihan bahan pangan namun ada juga negara yang kekurangan bahan pangan. Kenyataan ini mengakibatkan negara yang kekurangan membutuhkan pasokan bahan makanan dari negara yang kelebihan bahan pangan. Indonesia mengimpor beras dari negara lain adalah salah satu contohnya. Hal ini menunjukkan bahwa negara Indonesia masih membutuhkan negara lain untuk membantu memenuhi kebutuhan warganya. 

Globalisasi diambil dari kata global (universal). Orang yang pertama kali menggunakan istilah globalisasi adalah Theodore Levitte  pada tahun 1985. 
Menurut Waters dalam Kamanto Sunarto (2004), globalisasi adalah suatu proses sosial yang di dalamnya kendala geografi terhadap pengaturan sosial dan budaya menjadi surut dan manusia menjadi semakin sadar bahwa pengaturan tersebut menjadi semakin surut. 

Globalisasi menjadikan seluruh bangsa dan negara di dunia semakin terkait, mewujudkan satu tatanan kehidupan baru dengan meniadakan batas geografis, ekonomi, sosial, dan budaya. Selain itu, globalisasi mengubah dunia menjadi satu kesatuan yang terwujud dalam bentuk keterkaitan antarbangsa dan antarmanusia. 

Keterkaitan itu dapat   melalui berbagai macam kontak seperti perdagangan, komunikasi, investasi, perjalanan, dan budaya. Keadaan saling bergantung dan membutuhkan itu tidak hanya terjadi di bidang industri saja, melainkan hampir di semua bidang kehidupan baik Iptek, komunikasi, ekonomi, transportasi ataupun budaya. 

1.   Bentuk Globalisasi 

Globalisasi telah melanda berbagai bidang kehidupan. Globalisasi ditandai dengan persamaan dalam berbagai bidang kehidupan di semua negara di dunia. 

a. Globalisasi Bidang Budaya 

Mencium tangan kedua orang tua adalah salah satu tradisi khas yang dimiliki bangsa Indonesia. Tradisi semacam ini ditemukan di hampir sebagian besar daerah di Indonesia. Tradisi ini belum tentu dapat ditemukan di negara atau wilayah lain di dunia. Di luar negeri kita akan menemukan laki-laki mencium tangan perempuan sebagai bentuk penghormatan atau tradisi mencium pipi kiri dan kanan ketika bertemu.

Globalisasi dalam bidang budaya memberikan manfaat misalnya memperkaya budaya bangsa. Namun di sisi lain memberikan ancaman terhadap keberadaan budaya lokal bangsa. Globalisasi budaya dalam hal bahasa misalnya, bahasa Inggris merupakan salah satu contoh bahasa dunia. Semua orang belajar bahasa Inggris untuk dapat berkomunikasi dengan masyarakat dunia. 

Dalam globalisasi budaya disebarkanlah kesamaan semua  kebudayaan di dunia. Di zaman sekarang budaya lokal dan tradisional terkadang muncul dalam komunitas kecil saja, terpaku pada ruang dan waktu serta biasanya diperagakan, diciptakan ulang secara tatap muka. Namun budaya global sudah pasti akan melintasi ruang dan waktu melalui teknologi komunikasi dan transportasi. Budaya global akan masuk ke negara mana saja yang mengikuti arus globalisasi. 

Dengan globalisasi budaya semacam ini pelan-pelan budaya lokal dapat tergeser. Namun saat ini banyak yang sudah mulai menggabungkan budaya lokal dan budaya global yang mereka sebut glokal. Misalnya saja, dibeberapa cafe berkelas saat ini banyak ditemukan budaya-budaya lokal khas setempat seperti becak, dokar kecil, sepeda ontel dan sebagainya. 

b. Globalisasi Bidang Komunikasi 

Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan atau informasi dari satu pihak ke pihak lain. Globalisasi dalam bidang komunikasi dapat dilihat dari kemajuan teknologi komunikasi. Awalnya masyarakat Indonesia berkomunikasi dengan cara tradisional. Kemudian mulai mengalami perkembangan dalam teknologi telepon, handphone, internet serta media sosial yang ada sekarang ini. 

Perkembangan teknologi komunikasi mampu mendekatkan yang jauh. Interaksi antara satu orang dengan orang lain saat ini tidak harus dilakukan secara tatap muka karena banyak media yang dapat digunakan untuk berkomunikasi. Selain untuk berkomunikasi media-media tersebut juga dapat digunakan untuk mengakses informasi dengan cepat dan mudah, sehingga dianggap lebih efektif dan efisien. 

c. Globalisasi Bidang Ekonomi 

Globalisasi di bidang ekonomi merupakan suatu aktivitas ekonomi dan perdagangan secara global dan terbuka. Dalam globalisasi ekonomi  berbagai negara di dunia menjadi pasar yang satu dan semakin terintegrasi tanpa mengenal batasan teritorial atau kewilayahan antarnegara. Globalisasi ekonomi memang  berkaitan  erat  dengan  perdagangan  bebas  (free  trade). 

Perdagangan bebas adalah sistem perdagangan yang makin luas dan menghilangkan hambatan-hambatan tidak lancarnya perdagangan internasional. Kerja sama di bidang ekonomi antarnegara telah menyatukan negara yang terlibat dalam organisasi internasional. Di Eropa terdapat European Free Trade Association (EFTA), dan European Community (EC). Di kalangan negara-negara pengekspor minyak terdapat Organitation of Petroleum Exporting Countries (OPEC), sedangkan negara-negara lain juga membentuk organisasi kerja sama ekonomi. 

Selain dibentuknya organisasi internasional yang menandai globalisasi ekonomi masih ada perusahaan berskala internasional seperti Pepsi, Cola, McDonald, KFC, dan sebagainya. Semua itu merupakan perusahaan tertentu di bidang ekonomi dunia. Pemasaran mereka tidak lagi di satu negara, tetapi di seluruh dunia, seolah dunia telah menjadi satu pasar, tidak ada lagi batas-batas yang menghambat operasi mereka. Adapun ciri-ciri yang menandai globalisasi ekonomi  adalah sebagai berikut.
  1. Beroperasinya suatu perusahaan di lebih dari satu negara. Perusahaan ini memproduksi dan menjual hasil produksinya secara internasional.
  2. Perubahan dalam mencari keuntungan yang kompetitif dan memaksimalkan laba dengan terus-menerus mencari lokasi produksi paling efisien dan murah.
  3. Memiliki  kemudahan  jangkauan  geografis yang  membuat  perusahaan dengan cepat memindahkan berbagai sumber dan operasi di seluruh dunia
  4. Menguasai tiga perempat perdagangan dan sekitar sepertiga dari seluruh output perekonomian global.
  5. Adanya penghapusan seluruh batasan dan hambatan terhadap arus modal, barang, dan jasa.
  6. Batas suatu negara akan menjadi kabur.
  7. Keterkaitan antara ekonomi nasional dan internasional semakin erat.
  8. Membuka peluang pasar produk dari dalam negeri ke pasar internasional secara kompetitif.
  9. Membuka peluang bagi masuknya produk global ke pasar  domestik. 
Globalisasi ekonomi diakui telah mampu meningkatkan produksi global. Tidak dipungkiri suatu negara akan mengalami peningkatan kemakmuran. Perdagangan bebas memungkinkan masyarakat berbagai negara lebih banyak mengimpor barang dari luar negeri sehingga konsumen lebih variatif dalam menikmati barang dengan harga yang lebih rendah dan lebih baik. Namun begitu globalisasi ekonomi dapat menyebabkan sektor keuangan semakin tidak stabil dalam suatu negara.

Tekanan dalam globalisasi ekonomi adalah terletak pada pernyataan bahwa perekonomian nasional suatu negara menjadi bagian dari perekonomian global. Hal ini ditandai dengan adanya kekuatan pasar dunia. Globalisasi dalam bidang ekonomi merupakan tanda utama dari gejala proses terjadinya globalisasi. Perdagangan dan kegiatan ekonomi yang menandai globalisasi dalam bidang ini diantaranya  terlihat  pada  aspek produktif,  pembiayaan, tenaga kerja, jaringan informasi, dan perdagangan. 

d. Globalisasi Bidang IPTEK 

Mobil internet keliling yang diperuntukkan bagi para pengguna internet tentu memberikan manfaat. Biasanya anak-anak akan senang dengan kehadiran mobil internet keliling semacam ini. Anak-anak sekarang sudah terampil dalam mengoperasikan berbagai teknologi. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mendorong semakin cepatnya globalisasi. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (iptek) merupakan kekuatan utama dalam meningkatkan kesejahteraan yang berkelanjutan dan peradaban suatu bangsa.

Ilmu pengetahuan merupakan upaya mencari pengetahuan yang dapat diuji dan diandalkan serta dilakukan secara sistematis menurut tahapan yang teratur dan berdasarkan prinsip serta prosedur tertentu. Sementara teknologi merupakan seluruh perangkat, ide, metode, teknik, atau benda-benda material yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Pada dasarnya ilmu pengetahuan merupakan teori-teori yang dirumuskan secara tetap sementara teknologi adalah praktek atau ilmu terapan dari teori yang berasal dari ilmu pengetahuan. 

Jenis-jenis pekerjaan yang sebelumnya menuntut kemampuan cukup besar kini relatif sudah tergantikan oleh perangkat mesin. Kemajuan iptek yang telah kita capai memberikan banyak kemudahan dan kenyamanan bagi kehidupan manusia. Perkembangan iptek tidak bisa dihindarkan oleh sebagian besar lapisan masyarakat dunia. 

Penggunaan teknologi komputer, faksimile, handphone, siaran televisi, serta satelit telah mempercepat aliran informasi menembus batas dunia. Tujuan utama perkembangan globalisasi iptek adalah perubahan kehidupan masa depan manusia yang lebih baik, mudah, murah, cepat, dan aman. Dengan teknologi yang berkembang kita dapat melakukan segala sesuatu dalam waktu yang singkat secara cepat. Globalisasi iptek sendiri membawa pengaruh besar dalam berbagai bidang kehidupan.

Kemajuan di bidang iptek menjadikan interaksi manusia dengan manusia lain seakan tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Kapan dan di mana saja manusia dengan berbagai perangkat dan pengetahuannya dapat dengan mudah menjalin hubungan, mendapatkan informasi ataupun menyebarkan informasi ke orang lain. Iptek telah memberikan kemudahan dalam pergaulan hidup manusia.

e. Globalisasi Bidang Transportasi 

Gambar di atas menunjukkan salah satu contoh kereta di Jepang yang dikenal dengan nama Shinkansen. Dengan kecepatan melaju hingga 300 km/jam, Shinkansen menjadi pilihan utama warga negara Jepang dalam menempuh perjalanan antar kota. Sebagai contoh, perjalanan antar Tokyo-Kyoto yang berjarak lebih dari 700 km bisa ditempuh dalam waktu 2,5 jam.

Perkembangan alat transportasi merupakan salah satu ukuran dari globalisasi. Transportasi adalah pemindahan barang, atau manusia dari tempat satu ke tempat yang lain. Peranan transportasi sangatlah penting dalam suatu negara. Produsen, distributor ataupun konsumen membutuhkan transportasi dalam melakukan aktivitasnya. 

Setelah berlangsungnya industrialisasi, bermunculan berbagai  penemuan baru, inovasi, dan pembaharuan terhadap berbagai alat transportasi. Batas-batas wilayah dunia semakin tidak tampak lagi dengan kecanggihan alat transportasi.  Mobilitas  manusia  juga  semakin  banyak  karena  semakin beragamnya  alat  transportasi yang dapat digunakan.  

Kemajuan  teknologi menyebabkan perkembangan transportasi semakin canggih. Dengan teknologi yang semakin canggih, manusia dapat mengangkut manusia atau barang dalam jumlah besar dalam waktu singkat. Misalnya pada masa lalu, untuk menjual berbagai hasil hutan dari Sumatra ke Jawa, masyarakat menggunakan kapal besar kemudian singgah di berbagai pelabuhan untuk beristirahat atau melakukan jual beli dengan penduduk. Manusia memerlukan waktu berhari-hari bahkan berbulan-bulan untuk memperoleh barang yang dibutuhkan dari daerah lain. 

Pada masa sekarang, manusia dapat memperoleh barang dan jasa dalam waktu yang singkat. Kebutuhan hasil kerajinan seperti sepatu dari Bandung Jawa Barat, dapat dipesan langsung dari Sulawesi melalui komunikasi internet dan jaringan telepon. Barang yang dipesan pun dapat dalam jumlah besar maupun kecil. Melalui jasa pos atau perusahaan jasa pengiriman lainnya, barang-barang dapat didistribusikan secara cepat baik lewat transportasi darat, air, maupun udara.

Globalisasi sangat membutuhkan transportasi dalam proses perkembangannya. Seiring dengan kebutuhan akan alat transportasi banyak pengusaha melakukan inovasi dalam penerapan transportasi tersebut. Mereka berusaha melakukan berbagai inovasi. Contohnya penggunaan teknologi otomatis dalam mobil, penggunaan radar, pendeteksi kecepatan lalu lintas di depan sehingga mobil dapat mengurangi kecepatan dengan sendirinya, dan sebagainya. Inovasi dari angkutan publik seperti kereta, bus, pesawat, atau pun kapal laut juga tidak kalah mengagumkan. Saat ini bus mempunyai inovasi yang sangat menarik bagi pemakainya, salah satunya adalah bus dengan free wifi.

Globalisasi transportasi dapat kita contohkan di negara Jepang. Jepang alat transportasi seperti kereta api, shinkansen, subway, bus, komuter, dan taksi merupakan sarana transportasi dari penduduknya.  Bus di Jepang juga dilengkapi dengan teknologi modern yang membuat penumpangnya tidak akan tersesat. Untuk transportasi pesawat, Jepang menggunakan sistem navigasi agar pesawat tidak tersesat, panel instrumen navigasi pada kokpit pesawat memberikan berbagai informasi sistem navigasi baik arah ataupun ketinggian. 

Beberapa faktor membuat globalisasi di bidang ini menjadi semakin berkembang, antara lain adalah sebagai berikut.
  1. Manusia menginginkan perubahan karena mereka menuntut hidup yang lebih mudah dan praktis. 
  2. Perkembangan teknologi yang ditandai semakin majunya pendidikan
  3. Perkembangan di bidang telekomunikasi yang membuat perkembangan alat transportasi diberitakan dengan  cepat ke seluruh penjuru dunia. 

2.   Dampak Globalisasi 

Globalisasi mempunyai banyak manfaat dan pengaruh bagi masyarakat di dunia. Namun di sisi lain, globalisasi juga membawa pengaruh atau dampak negatif. 

a. Dampak Positif Globalisasi 

1). Berkembangnya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi 

Perkembangan ilmu pengetahuan yang cepat membawa perubahan yang cepat pula dalam bidang teknologi. Globalisasi membawa masyarakat melakukan penyesuaian terhadap perubahan sosial budaya. Hal ini dapat dilihat dari minat masyarakat terhadap ilmu pengetahuan yang semakin besar. 

Teknologi yang dihasilkan sebagai aplikasi dari ilmu pengetahuan kemudian dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari oleh masyarakat. Pemanfaatan teknologi ini membawa banyak keuntungan bagi masyarakat seperti kemudahan dalam melakukan berbagai kegiatan, hasil produksi menjadi lebih banyak, dan sebagainya. 

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di berbagai bidang kehidupan membawa pengaruh positif dalam masyarakat. Dalam bidang pertanian misalnya, perkembangan teknologi yang diterapkan mampu meningkatkan hasil produksi pertanian. Selain keuntungan terhadap hasil produksi, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi juga mampu meningkatkan efektivitas sehingga terjadi efisiensi 

2). Meningkatnya Efektivitas dan Efisiensi 


Gambar 2.16. di atas menunjukkan salah satu manfaat globalisasi dalam meningkatkan efektifitas dan efisiensi. Kegiatan pada gambar menunjukkan pemanfaatan teknologi internet dalam penjualan tiket pesawat, kereta, bis dan transportasi lain secara on line. Pembayaran tiket dilakukan dengan transfer melalui ATM atau SMS banking. Pembelian dengan cara semacam ini dianggap lebih efektif dan efisien. Dalam hitungan menit saja tiket yang kita inginkan sudah ada di tangan. Efektivitas dan efisiensi adalah kata kunci untuk  menjelaskan pengaruh positif  globalisasi. 

Efektivitas dapat diartikan sebagai pengukuran keberhasilan dalam pencapaian tujuan yang telah diinginkan. Apabila sesuatu telah berhasil dikerjakan dengan cara yang tepat dan sesuai dengan yang diinginkan maka disebut efektif.

Misalnya, tugas A dapat selesai dengan pemilihan cara yang sudah ditentukan, maka cara tersebut adalah benar atau efektif. Efisien dapat diartikan sebagai tepat, cermat, berdaya guna, dan bertepat guna dalam melakukan sesuatu. Ketika cara A membutuhkan waktu 1 jam sedang cara B membutuhkan waktu 2 jam, maka cara A lebih efisien dari cara B. Dengan kata lain efektif adalah melakukan tugas yang benar sedangkan efisien adalah melakukan tugas dengan tepat. 

Berdasarkan pembahasan di atas diketahui bahwa globalisasi memberikan manfaat yang sangat besar dalam kehidupan manusia. Diantaranya adalah terjadi efektivitas dalam penggunaan pikiran, tenaga, ataupun waktu. Hal ini tentunya membuat segala kebutuhan manusia dapat dipenuhi dengan lebih mudah. D

3). Perekonomian Suatu Negara Semakin Meningkat 

Waters dalam Kamanto Sunarto (2004) berpandangan bahwa globalisasi berlangsung salah satunya pada bidang perekonomian. Globalisasi ekonomi tampak antara lain di bidang perdagangan, produksi, investasi, ideologi organisasi,  pasar  modal,  dan    pasar  kerja.  Globalisasi  perekonomian ini  mampu  membawa  banyak  manfaat  positif.  Salah  satu dampak positif kehadiran globalisasi ekonomi adalah semakin berkembang dan menggeliatnya perekonomian sebuah negara. 

Hal ini salah satunya karena semakin banyak modal yang masuk ke sebuah negara. Indonesia juga menjadi salah satu sasaran dunia internasional sebagai tempat terbaik untuk berinvestasi, terutama untuk sektor pertambangan, pertanian dan industri. 

4). Meningkatnya Taraf Hidup Masyarakat 

Pengaruh positif dari globalisasi yang sebelumnya dibahas adalah meningkatkan perekonomian sebuah negara. Meningkatnya perekonomian suatu negara pada akhirnya dapat membuat peningkatan taraf hidup masyarakat. Keadaan seperti ini akan membuat negara semakin aman, damai, dan tentram karena bisa menurunkan tingkat kriminalitas di negara tersebut seperti pencurian, pembunuhan, korupsi, dan lainnya. 

Dunia yang tanpa batas saat ini memungkinkan seseorang untuk berusaha meningkatkan taraf hidup dan keluarganya. Tidak sedikit warga negara kita yang bekerja di luar negeri untuk membiayai kebutuhan keluarganya di dalam negeri. 

5). Komunikasi Semakin Cepat dan Mudah 

Dahulu, mungkin orang tua kita membutuhkan waktu lama untuk berkomunikasi dengan kerabat atau sahabat yang berada di wilayah atau di negara lain. Media yang digunakan berkomunikasi saat itu melalui media surat-menyurat. Tetapi saat ini komonukasi sudah bergeser diantaranya dengan surat elektronik (e-mail), internet, telepon, media jejaring sosial, dan sebagainya. Saat ini media komunikasi tersebut lebih disukai masyarakat karena dianggap lebih cepat dan murah. Dalam hitungan detik pesan kita sudah tersampaikan. 

6). Berkembangnya Dunia Pariwisata 

Globalisasi berdampak positif bagi perkembangan dunia pariwisata di suatu negara, tak terkecuali di Indonesia. Tempat-tempat wisata di Indonesia semakin  dikenal  masyarakat  dunia  lewat  berbagai  teknologi  seperti internet dan media sosial lainnya. Kesenjangan jarak tidak lagi menjadi masalah karena didukung dengan kemudahan sesama transportasi. 

Selain itu penyebaran informasi melalui media internet atau aplikasi smartphone menjadikan tempat-tempat wisata yang dikunjungi oleh wisatawan dengan mudah diketahui orang lain. Sehingga mereka kemudian tertarik untuk berkunjung pula di tempat tersebut. 

7). Perkembangan Alat Komunikasi  dan Keterbukaan Informasi 

Tentunya kamu dimudahkan oleh media internet. Selain itu kamu juga mendapatkan informasi lebih bebas, terbuka, dan mudah. Keterbukaan dan kebebasan informasi sangatlah penting terutama di masa globalisasi seperti sekarang. 

Saat ini informasi beredar secara global dan cepat. Berita, kejadian, atau hal-hal yang ada di belahan dunia mana pun, dalam hitungan menit setelah peristiwa terjadi dapat kita peroleh informasinya. Informasi yang masuk dan keluar tidak bisa dibendung. Akses informasi semakin terbuka lebar, masyarakat bisa mendapatkan berbagai informasi dengan mudah dan cepat. 

b. Dampak Negatif Globalisasi 

Globalisasi selain sebagai peluang ternyata dapat menjadi ancaman. Sebagai contoh, perkembangan teknologi informasi melalui peralatan canggih telah menjadikan berbagai informasi antarbangsa dapat diakses tanpa pengawasan negara. Hal ini menjadikan suatu bangsa tidak bisa menolak nilai-nilai yang masuk ke negaranya. Nilai budaya yang masuk dan tidak sesuai dengan kepribadian bangsa bisa mengubah pola pikir dan tingkah laku masyarakat.

Bahkan akibatnya bisa berbahaya bagi suatu negara. Bahaya yang terjadi bisa tanpa peperangan, karena cukup dengan sebaran informasi nilai-nilai negatif melalui jaringan komunikasi, suatu bangsa dapat hancur. Selain dampak di atas, terjadi pergeseran pula dalam hal cara pemilihan barang. Barang produksi luar negeri lebih banyak menawarkan produknya dengan harga lebih murah sehingga otomatis melemahkan kemampuan daya saing barang produksi lokal. 

Sementara mentalitas bangsa Indonesia yang konsumtif dan mempunyai sikap bangga jika menggunakan atau mengkonsumsi produk yang bermerk luar negeri. Akibatnya perusahaan nasional terutama pengusaha kecil dan menengah pun mengalami kebangkrutan. 

1). Westernisasi 

Makin cepatnya arus informasi yang diperoleh di era globalisasi menyebabkan berbagai macam pengaruh muncul dalam perubahan sosial-budaya. Arus informasi yang berkembang cukup cepat menyebabkan interaksi masyarakat dengan masyarakat lain makin intensif. Interaksi dengan dunia luar yang tidak disaring ataupun tidak terkendali dapat mempengaruhi perilaku  masyarakat.  Salah  satunya  adalah  westernisasi.  

Westernisasi adalah suatu perbuatan seseorang yang mulai kehilangan nasionalisme dengan meniru atau melakukan aktivitas kebarat-baratan. Westernisasi dilakukan di antaranya dengan cara meniru gaya hidup bangsa Barat seperti bangsa Eropa dan Amerika. 

Bangsa Eropa dan Amerika dianggap sebagai bangsa yang lebih modern sehingga banyak anggapan bahwa meniru mereka akan disebut modern. Padahal, kalau kita cermati, gaya hidup dan perilaku bangsa Barat belum tentu sesuai dengan budaya kita. Westernisasi dapat dilihat dari cara berpakaian, cara mengisi waktu luang, dan sebagainya. 

Gaya hidup yang bermewah-mewahan, gaya rambut kepirang-pirangan, pergi ke klub malam, dugem adalah beberapa diantara contoh perilaku westernisasi. Westernisasi dapat terjadi karena masyarakat seringkali menyalahartikan antara westernisasi dan modernisasi. Padahal antara westernisasi, globalisasi dan modernisasi adalah hal yang berbeda. 

Modernisasi, globalisasi dan westernisasi adalah tiga unsur yang berbeda. Globalisasi sebagai media penyebaran berbagai hal di dunia ini tidak hanya penyebaran hal-hal yang berasal dari barat, tetapi juga penyebaran unsur-unsur lain yang bersifat universal.

a)  Faktor Penyebab Westernisasi

  1. Kurang penguasaan dan berkembangnya iptek.
  2. Masyarakat yang bersifat konsumtif terhadap barang-barang luar negeri.
  3. Maraknya budaya Barat dan akulturasi (percampuran) budaya.
  4. Kurangnya kesadaran masyarakat memilah budaya yang baik atau buruk.
  5. Munculnya keinginan untuk mencari kebebasan, seperti negaranegara Barat
  6. Meniru gaya berbusana, rambut, serta gaya hidup ke barat-baratan. 

b)  Dampak Positif Westernisasi

  1. Dapat menguasai iptek. 
  2. Terjadi akulturasi (percampuran) budaya sehingga tidak mengalami kebosanan budaya karena masyarakat selalu menginginkan hal-hal yang baru. 
  3. Penggunaan bahasa lain dalam komunikasi meningkatkan wawasan dan pengetahuan. 
  4. unculnya ide-ide baru yang dapat membantu kemajuan IPTEK. 

c)  Dampak Negatif Westernisasi

  1. Lunturnya jiwa nasionalis dan jati diri bangsa.
  2. Melunturkan semangat cinta akan bangsa dan budaya sendiri.
  3. Gaya hidup yang bersifat konsumtif.
  4. Mencari segala sesuatu yang instan.
  5. Budaya Barat yang dikenal dengan konsep liberalisme, yang mengakibatkan munculnya pornografi, pergaulan bebas, dan sebagainya.

2). Demoralisasi

Globalisasi yang terjadi, menjadikan paham-paham barat masuk secara leluasa ke Indonesia. Paham-paham tersebut belum tentu sesuai dengan nilai yang dimiliki bangsa Indonesia. Hal ini menyebabkan nilai-nilai sosial masyarakat memudar. Masyarakat mulai meninggalkan nilai dan norma sosial mereka. 

Memudarnya nilai dan norma sosial ini pada akhirnya dapat menyebabkan munculnya dekadensi moral atau demoralisasi. Dekadensi moral atau demoralisasi adalah menurunnya atau merosotnya akhlak atau moral seseorang. Ciri dari penurunan moral ini salah satunya ditunjukkan dari perilakunya yang bertentangan dengan nilai dan norma dalam masyarakat.

Demoralisasi yang banyak kita jumpai saat ini antara lain pembunuhan, pencurian, korupsi, dan pergaulan bebas. Akibat selanjutnya dari demoralisasi adalah meningkatnya kriminalitas dalam masyarakat.

3). Kesenjangan Sosial Ekonomi 

Tidak dipungkiri lagi bahwa kesenjangan sosial ekonomi saat ini terjadi di berbagai daerah. Kesenjangan sosial ekonomi yang terjadi salah satunya sebagai akibat dari globalisasi.

Kesenjangan sosial ekonomi adalah perbedaan yang tajam antara satu kelompok dengan kelompok lain dalam bidang sosial dan ekonomi. 
Gambar di atas menunjukkan salah satu contoh bentuk kesenjangan sosial ekonomi  yang  biasa terdapat  di  kota  besar.  Kesenjangan  sosial  ekonomi dapat  terjadi  karena  pembangunan  dan modernisasi  tidak  dilaksanakan secara merata dan berimbang.  Ketidakmerataan pembangunan menyebabkan hasil  pembangunan  yang  diterima  masyarakat  belum  merata.  Hasil-hasil yang dicapai dalam pembangunan dan globalisasi hanya dinikmati oleh sebagian masyarakat saja. 

Ketidakmerataan dan ketidakseimbangan hasil-hasil  pembangunan pada akhirnya bisa membahayakan kehidupan  sosial di antaranya yaitu terjadinya kecemburuan sosial. Akibatnya, di satu pihak berkembang golongan masyarakat kaya dan serba-mewah, di sisi yang lain berkembang golongan masyarakat yang hidup di bawah garis kemiskinan.

Angka kriminalitas yang tinggi, kemiskinan menyebar, kualitas kesehatan menurun adalah beberapa diantara dampak dari adanya kesenjangan sosial ekonomi. Menomorsatukan pendidikan, menciptakan lapangan pekerjaan dan meningkatkan sistem keadilan  di Indonesia serta melakukan  pengawasan terhadap mafia hukum adalah beberapa di antara upaya yang dapat diterapkan untuk menanggulangi kesenjangan sosial ekonomi tersebut. 

4). Kriminalitas 

Kriminalitas yang semakin merajalela adalah dampak lanjutan dari segala macam masalah sosial yang muncul di masyarakat. Dari hari ke hari, media massa baik cetak, media online ataupun media elektronik di dominasi oleh berita kriminal mulai dari pembunuhan, mutilasi, pembuangan bayi, penculikan, penipuan, korupsi, dan sebagainya. 

Globalisasi ternyata juga dapat menciptakan kejahatan atau kriminalitas lintas negara.  Kejahatan lintas negara dipandang sebagai salah satu ancaman serius dalam keamanan global. Selain kejahatan lintas negara, kriminalitas juga terjadi sebagai akibat dari kehidupan di era globalisasi. Kriminalitas dapat disebut juga sebagai segala bentuk tindakan yang melanggar norma hukum.

Tindakan kriminal yang dilakukan makin bervariasi. Mulai dari cara sederhana sampai menggunakan teknologi canggih dapat kita temukan. Kriminalitas yang dilakukan saat ini seolah ikut memanfaatkan arus globalisasi. Bahkan, perkembangan media hiburan, media massa atau media sosial lain turut berperan dalam memicu terjadinya tindakan kriminal di kalangan masyarakat.

Faktor penyebab terjadinya kriminalitas adalah:
  1. Pertentangan dan persaingan,
  2. Perbedaan ideologi politik,
  3. Kepadatan dan komposisi penduduk,
  4. Perbedaan kekayaan dan pendapatan, dan
  5. Mentalitas yang labil.
Banyaknya kriminalitas yang terjadi mengakibatkan dampak yang tidak sedikit. Adapun akibat dari kriminalitas di antaranya adalah:
  1. Merugikan pihak lain baik material maupun imaterial,
  2. Merugikan masyarakat secara keseluruhan,
  3. Merugikan negara, dan
  4. Mengganggu stabilitas keamanan masyarakat.
Kriminalitas yang makin banyak terjadi di masyarakat mengharuskan berbagai pihak berpikir mencari cara pemecahan yang dianggap efektif. 

Adapun solusi yang dapat dilakukan adalah seperti berikut.
  1. Menegakkan sanksi hukum yang tegas dan tanpa pandang bulu.
  2. Mengaktifkan peran orang tua dan lembaga pendidikan dalam mendidik anak.
  3. Selektif terhadap budaya asing yang masuk agar tidak merusak nilai budaya bangsa.
  4. Menjaga kelestarian dan kelangsungan nilai dan norma dalam masyarakat. 

5). Pencemaran Lingkungan 

Masuknya perusahaan asing dan pembangunan sebagai proses dari globalisasi telah membawa perubahan pula dalam lingkungan alam. Berbagai kemudahan telah kita rasakan sebagai dampak dari globalisasi. Namun demikian proses globalisasi   yang tidak dibarengi dengan analisis masalah dan dampak lingkungan (AMDAL) sering menimbulkan malapetaka, yakni berupa pencemaran lingkungan. Hal itu dapat diakibatkan oleh teknologi dan alat mesin yang digunakan oleh pabrik pengolahan ataupun industri. 

Pencemaran merupakan perbuatan mencemari atau membuat lingkungan menjadi tercemar. Pencemaran dapat dikelompokkan menjadi pencemaran udara, pencemaran tanah, pencemaran air, dan pencemaran suara. Pencemaran lingkungan ditandai dengan berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya.

Pencemaran lingkungan, baik lingkungan udara, air, suara, maupun tanah, akan berdampak bagi kesehatan tubuh manusia maupun makhluk hidup yang lainnya. Banyak wabah penyakit yang ditimbulkan dari pencemaran, seperti sesak napas, keracunan udara, kolera, asma, dan TBC. Mengingat bahaya tersebut, berbagai usaha perlu dilakukan untuk menjaga kelestarian lingkungan.

Usaha-usaha untuk menjaga kelestarian lingkungan tidak dapat dilakukan hanya dalam skala lokal maupun nasional, melainkan harus dilaksanakan dalam skala global. Semua negara bersama-sama menanggulangi terjadinya pencemaran. Penanggulangan pencemaran dapat berupa penanggulangan administratif, edukatif, dan juga teknologis. 

6). Kenakalan Remaja 

Vandalisme dan tawuran merupakan salah satu gejala kenakalan remaja yang banyak ditemukan di sekitar lingkungan. Gambar di atas menggambarkan bahwa dalam masyarakat sering terjadi aksi yang dilakukan oleh remaja seperti tawuran atau vandalisme (mencoret-coret fasilitas umum). Hal ini sebagai
bentuk dari makin memudarnya nilai budaya bangsa yang dimiliki oleh remaja. 

Aksi yang dilakukan oleh remaja itu dapat dikategorikan sebagai kenakalan remaja. Kenakalan remaja disebut juga dengan istilah juvenille deliquency

Kartini Kartono (1992) menjelaskan bahwa kenakalan remaja atau juvenile delincuency sebagai gejala patologis sosial pada remaja yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial. Akibatnya, mereka mengembangkan bentuk perilaku yang menyimpang. Kenakalan remaja juga dapat diartikan sebagai semua perbuatan anak remaja (usia belasan tahun) yang berlawanan dengan ketertiban umum (nilai dan norma yang diakui masyarakat) yang ditujukan pada orang, binatang, dan atau barang-barang yang dapat menimbulkan bahaya atau kerugian pada pihak lain. 

Kenakalan remaja lebih banyak dipicu oleh sifat atau kepribadian jiwa remaja yang masih labil dan mencari jati diri. Adapun salah satu faktor penyebab kenakalan remaja adalah demonstration effect, yaitu pola hidup memperlihatkan penampilan yang tidak sesuai dengan keadaan  yang  sebenarya  demi  diperolehnya  gengsi  atau  prestise.  Dalam pola hidup semacam ini remaja berusaha menampilkan sikap dan pola hidup seolah-olah kaya, maju, modern dan sebagainya. Sikap ini, banyak mereka peroleh dari media massa sehingga remaja mempunyai kecenderungan untuk konsumtif, atau agar dianggap up to date

Bentuk-bentuk kenakalan remaja di antaranya adalah seperti. 
  1. Kenakalan remaja yang menimbulkan korban fisik pada orang lain, seperti perkelahian, perampokan, pembunuhan.
  2. Kenakalan remaja yang menimbukan korban materi, seperti perusakan, pencurian, pencopetan, pemerasan.
  3. Kenakalan remaja yang tidak menimbulkan korban di pihak lain, seperti penyalahgunaan narkoba.
  4. Kenakalan yang melawan status, sebagai pelajar dengan cara membolos, mengingkari status sebagai anak dengan cara pergi dari rumah atau membantah perintah orang tua.
  5. Kenakalan   remaja   nonkriminal   adalah   remaja   yang   cenderung tertarik pada kesenangan yang sifatnya menyendiri, apatis terhadap kegiatan masyarakat atau sekolah, melamun, mudah tersinggung, dan sebagainya.
  6. Perasaannya sangat peka dan mudah terluka, cepat tersinggung dan membesar-besarkan kekurangannya sendiri. 

Gejala dari kenakalan remaja bentuk tersebut di antaranya adalah seperti erikut:
  1. Mengebut di jalan.
  2. Membentuk kelompok-kelompok dengan aturan tidak etis, misalnya kelompok pergaulan bebas.
  3. Membentuk kelompok yang cenderung membawa ke arah destruktif, seperti kelompok tawuran, pemerasan.
  4. Pengedaran gambar, atau VCD porno di kalangan anak remaja.
  5. Memakai, mengedarkan, dan memasuki jaringan pemakaian narkoba dan obat-obat terlarang.
  6. Tindakan indisipliner di sekolah, di rumah, di tempat umum, misalnya tidak masuk sekolah, membolos, tawuran, tidak patuh pada orang tua, dan guru.
  7. Mencoret-coret dan merusak fasilitas umum.
  8. Melakukan   tindakan   penyimpangan   seksual   yang   tidak   sesuai dengan nilai-nilai serta norma yang berlaku, misalnya pemerkosaan, pencabulan, kumpul kebo dan sebagainya.
  9. Melakukan  tindakan  kriminal  misalnya:  mencuri,  merampok, membunuh dan sebagainya. 
Penyebab kenakalan remaja secara umum dapat dikelompokkan menjadi dua: faktor faktor ekstern dan intern. 

(a)  Faktor Intern

Faktor  intern  merupakan  faktor  yang  berasal  dari  dalam  diri  remaja tersebut. seperti. 

(1) Krisis Identitas

Perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja memungkinkan terjadinya dua bentuk integrasi. Integrasi pertama, terbentuknya perasaan akan konsisten dalam kehidupannya. Integrasi kedua, tercapainya identitas peran. Kenakalan remaja terjadi karena remaja gagal mencapai masa integrasi kedua. 

(2) Faktor Kepribadian

Masa remaja dikatakan sebagai masa yang sedang mencari jati diri. Pada periode ini, seseorang meninggalkan masa anak-anak untuk menuju masa dewasa. Masa ini dirasakan sebagai suatu krisis identitas karena belum adanya pegangan. Kepribadian yang tidak dapat dibentuk dengan baik akan mengarahkan remaja untuk melakukan kenakalan dan tindakan menyimpang dari nilai dan norma yang berlaku. 

(3) Faktor status dan peranannya dalam masyarakat

Tindakan menyimpang terhadap hukum yang pernah dilakukan anak mendorong kembali si anak melakukan penyimpangan. Seorang anak yang pernah berbuat menyimpang terhadap hukum yang berlaku, sering  kali  pada  saat  kembali  ke  masyarakat  status  atau  sebutan “eks atau mantan atau bekas” yang diberikan oleh masyarakat sulit terhapuskan sehingga anak tersebut kembali melakukan tindakan penyimpangan hukum karena merasa tertolak dan terasingkan. 

(b) Faktor Ekstern

Faktor ekstern merupakan faktor-faktor penyebab yang berasal dari luar diri remaja, seperti. 

(1) Kondisi Lingkungan Keluarga

Kondisi orang tua di lingkungan keluarga dapat menyebabkan terjadinya kenakalan remaja. Misalnya saja, orang tua yang disibukkan oleh karir dan pekerjaaan, menjadi kurang perhatian dan memberikan kasih sayang kepada anak. Selain itu, kesibukan mereka mengakibatkan kurangnya proses dialogis dan komunikasi efektif antara orang tua dan anak. Penyebab kenakalan remaja pada anak dari keluarga mampu atau kaya bukan terletak pada materi, tetapi lebih pada kurangnya kasih sayang dan perhatian. 

Sementara pada keluarga yang kurang mampu, penyebab kenakalan remaja adalah kurangnya  perhatian orang tua karena sibuk mencari nafkah, ketidakmampuan untuk rekreasi, kondisi perumahan yang tidak memenuhi syarat, ketidakmampuan orang tua menyekolahkan anak, suatu pengaruh seseorang memiliki daya beli bukan karena faktor kebutuhan, tetapi takut akan sebutan ketinggalan zaman dan hanya untuk memenuhi gaya hidup dan sebagainya. 

(2)    Kontak Sosial dari Lembaga Masyarakat Kurang Baik

Apabila sistem pengawasan lembaga-lembaga sosial masyarakat terhadap pola perilaku anak muda sekarang kurang berjalan dengan baik, akan memunculkan tindakan penyimpangan terhadap nilai dan norma yang berlaku. Misalnya, mudah mentoleransi tindakan anak muda yang menyimpang dari hukum atau norma yang berlaku, seperti mabuk-mabukan yang dianggap hal yang wajar, tindakan perkelahian antara anak muda dianggap hal yang biasa saja. Sikap kurang tegas dalam menangani tindakan penyimpangan perilaku ini akan makin meningkatkan kuantitas dan kualitas tindak penyimpangan di kalangan anak muda. 

(3)    Kondisi Geografis atau Kondisi Alam Fisik

Kondisi geografis yang tidak subur, kering, tandus dapat juga menjadi penyebab seorang remaja melakukan tindakan menyimpang, terlebih pada individu yang bermental negatif. Tindakan kenakalan remaja akibat dari kondisi ini, misalnya melakukan pencurian, mengganggu keamanan untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan, melakukan pengrusakan. 

(4)    Faktor Kesenjangan Ekonomi dan Disintegrasi Politik

Kesenjangan yang nyata dan tampak antara orang kaya dan orang miskin menyebabkan kecemburuan sosial yang dapat diwujudkan dalam bentuk tindakan perusakan, pencurian, dan perampokan. Disintegrasi  politik  (perang,  konflik antarparpol  dan  sebagainya) dapat memengaruhi jiwa remaja yang kemudian bisa menimbulkan tindakan penyimpangan. 

Kasus-kasus kenakalan remaja saat ini semakin mengkhawatirkan. Oleh karena itu, banyak pihak berusaha untuk mencari solusi atau pencegahan sebagai upaya mengurangi tingkat kenakalan dari remaja-remaja tersebut. Upaya pencegahan yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah kenakalan remaja harus dilakukan oleh berbagai pihak terkait, termasuk dari keluarga, pemerintah, sekolah, dan masyarakat. Adapun upaya tersebut di antaranya adalah seperti berikut.
  1. Menguatkan sikap mental remaja agar mampu menyelesaikan persoalan yang dihadapinya.
  2. Memberikan pendidikan tidak hanya dalam penambahan pengetahuan dan keterampilan, tetapi juga pendidikan mental, pribadi, agama dan budi pekerti.
  3. Menyediakan sarana dan menciptakan suasana yang optimal demi perkembangan pribadi yang wajar.
  4. Menyelenggarakan kelompok diskusi dengan memberikan kesempatan mengemukakan pandangan dan pendapat para remaja dan memberikan pengarahan yang positif.
  5. Mendirikan tempat latihan untuk menyalurkan kreativitas para remaja delikuensi dan nondelikuen. 

7). Individualisme yang Semakin Tinggi 

Individualisme bisa disebut sebagai perilaku yang mementingkan diri sendiri dan tidak mau tahu urusan atau kepentingan orang lain. Di kota besar, sikap individualisme tampak jelas, bahkan dengan jarak tetangga yang berdekatan belum tentu saling mengenal. Hal tersebut terjadi karena sosialisasi yang dilakukan berdasarkan kepentingan semata. Kalangan generasi muda di desa juga mulai memiliki sikap individualis yang tinggi. Kepedulian terhadap sesama tampak mulai memudar sebagai salah satu gejala dari perilaku ini. 

Perilaku gotong royong dan tolong-menolong yang dulu menjadi ciri khas masyarakat desa, perlahan juga mulai luntur seiring dengan kebersamaan yang mulai memudar. Banyak sikap individualis yang berkembang di sekitar kita di antaranya adalah menggunakan handphone tanpa memperhatikan keadaan di sekitarnya. 

Sikap individualis yang terjadi karena perkembangan teknologi ini terjadi karena mereka merasa tidak lagi membutuhkan orang lain dalam beraktivitas. Contoh sikap individualis lain ialah ketidakpedulian sosial terhadap sesama yang membutuhkan, seperti kaum miskin yang ada di sekitarnya. 

3.   Upaya Menghadapi Globalisasi

Globalisasi   merupakan   tantangan   besar   bagi   setiap   bangsa.   Tidak mungkin bangsa-bangsa di dunia menutup diri di tengah ketergantungannya kepada bangsa lain. Oleh karena itu pada dasarnya negara harus mempunyai kemampuan untuk menempatkan dirinya sebagai bangsa yang sama-sama mempunyai hak untuk menjadi subyek globalisasi. Oleh karena itu, negara di kawasan selatan dan negara di kawasan utara dapat kerja sama mengendalikan globalisasi dengan tetap mengetengahkan aspek kehormatan dan martabat bangsa. 

Pada dasarnya negara  di kawasan utara yang merupakan maju dan negara industri sebenarnya memiliki  ketergantungan  pada  negara  dunia  ketiga di kawasan selatan. Ketergantungan tersebut di antaranya adalah bahwa di negara ketiga merupakan   pemasok bahan baku industri dan Tempat untuk memasarkan hasil produksinya. 

Untuk itu globalisasi yang sudah melanda di berbagai kawasan dunia harus diimbangi dengan terciptanya hukum internasional yang imbang di antara negara industri maju untukk tetap mau menempatkan potensi negara dunia ketiga selayaknya menyiapkan potensi diri bangsanya. Bangsa dunia ketiga tetap harus menjunjung tinggi budayanya, semangat nasionalismenya dan jiwa patriotisme mereka sehingga bangsa ini juga mampu meerankan dirinya sebagai bangsa yang kuat tangguh dan memiliki kapasitas daya saing dalam arus globalisasi. Globalisasi tetap dan akan terus berlangsung dan kita tidak bisa mencari cara untuk menghentikannya namun cara menyikapinya. 

Upaya tersebut bukan saja upaya menghadapi hal negatif dari globalisasi, namun juga upaya yang harus disiapkan secara positif menghadapi era globalisasi. 

a. Upaya Menghadapi Gobalisasi Budaya

Dalam globalisasi yang merambah bidang budaya, masyarakat seharusnya selektif memilih budaya dari luar dengan mengambil kebudayaan-kebudayaan yang sesuai dengan kebudayaan lokal. Budaya lokal juga harus diangkat kembali agar tidak tergerus dan hilang akibat globalisasi. Upaya yang dapat dilakukan di antaranya dengan mengadakan berbagai macam pameran, seminar, lomba kebudayaan, dan masih banyak lagi. 

Kebudayaan yang diwariskan secara turun temurun harus pula tetap dilestarikan agar tidak ada bagian yang tertinggal. Untuk mendukung hal tersebut dapat pula dilakukan dengan menjaga tempat bersejarah, wisata budaya, wisata alam, dan berbagai hal yang berkaitan dengan adat istiadat daerah. 

 Adapun cara yang dapat dilakukan untuk menghadapi globalisasi di bidang budaya adalah.
  1. Menyaring  setiap  budaya  asing  yang  masuk  ke  Indonesia  untuk kemudian  diadaptasi dan digunakan bersama-sama.
  2. Mempromosikan budaya asli Indonesia ke kancah internasional untuk menumbuhkan rasa cinta budaya Indonesia. 
  3. Menyukai dan menggunakan produk-produk asli Indonesia.
  4. Memperkuat persatuan dan kesatuan antar warga Indonesia yang memiliki budaya beragam untuk bersatu melindungi budaya asli Indonesia agar tidak luntur terbawa arus globalisasi juga tidak hilang karena diklaim negara lain.
  5. Mematenkan  setiap  budaya  Indonesia  serta  mempublikasikannya agar tetap terjaga dan menjadikan masyarakat Indonesia bangga memilikinya.
  6. Berpegang teguh pada nilai religius, spiritual dan memupuk rasa kebhinekaan agar Indonesia tetap berjaya dengan budayanya.
  7. Meningkatkan kualitas nilai keimanan dan moralitas masyarakat 

b. Upaya Menghadapi Globalisasi IPTEK 

Upaya menghadapi globalisasi di bidang IPTEK diantaranya dapat ditempuh dengan menyaring informasi yang baik dan bermanfaat. Selain itu diperlukan adanya pengawasan dari semua pihak agar informasi yang beredar di masyarakat tidak membawa dampak negatif terutama untuk kalangan muda. Masyarakat juga harus berusaha mengikuti perkembangan IPTEK agar tidak tertinggal dari negara lain serta tidak mudah terpengaruh informasi-informasi yang masuk dari luar.  

Sudah banyak contoh siswa Indonesia yang mampu berkompetisi di berbagai bidang ilmu pengetahuan dan teknologi di kancah internasional. Bahkan kemenangan mereka raih dalam kompetisi mereka. Prestasi ini menunjukkan bahwa bangsa Indonesia dalam menghadapi globalisasi di bidang IPTEK tidak kalah dengan negara lain. Namun masih diperlukan banyak upaya untuk menghadapi globalisasi yang melanda bidang IPTEK. 

Upaya yang dapat dilakukan diantaranya adalah :
  1. Berkompetisi dalam kemajuan iptek.
  2. Meningkatkan motif berprestasi.
  3. Meningkatkan  kualitas/mutu  Sumber  Daya  Manusia  terutama  di bidang penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi agar kita mampu bersaing.
  4. Selalu berorientasi ke masa depan.
  5. Meningkatkan penguasaan kita terhadap teknologi modern di segala bidang sehingga tidak tertinggal dan bergantung pada bangsa lain. 

c. Upaya Menghadapi Globalisasi Ekonomi 

Pada dasarnya negara-negara di dunia terdapat dua kutub dalam menyikapi globalisasi ekonomi ini. Kutub yang pertama adalah negara-negara yang mendukung pelaksanaan globalisasi. Negara-negara ini terdiri dari negara-negara  maju  dan  negara-negara  yang  memiliki  perekonomian  yang  kuat.

Di kutub yang lain terdapat negara-negara yang menolak pemberlakuan perdagangan bebas di dunia. Negara-negara ini biasanya merupakan negara-negara yang memiliki Sumber Daya Alam yang banyak tetapi Sumber Daya Manusia yang mengolahnya terbatas.

Indonesia memberanikan untuk berkecimpung dalam perdagangan bebas. Dengan ditandatangani AFTA berarti Indonesia telah siap ikut ambil bagian dalam perdagangan bebas. Beberapa upaya yang harus dilakukan dalam menghadapi globalisasi dalam bidang ekonomi adalah.
  1. Menyiapkan   SDM   yang   kompeten,   kompetitif   dan   memiliki kemampuan yang baik dalam menghadapi kompetisi globalisasi.
  2. Melaksanakan standarisasi dan sertifikasi bagi perusahaan dan lembaga pemerintah untuk citra, kesungguhan dan kualitas produk.
  3. Menghilangkan   praktek-praktek   korupsi,   kolusi,   nepotisme   dan manipulasi.
  4. Mendorong pengusaha-pengusaha lokal khususnya pengusaha kecil dan menengah untuk berkompetisi secara sehat.
  5. Mendorong  munculnya  produk-produk  kreatif  dan  inovatif  dari masyarakat Indonesia. 

d. Upaya Menghadapi Globalisasi Komunikasi 

Komunikasi yang berkembang di era globalisasi sangat besar manfaatnya dalam kehidupan masyarakat. Namun demikian penggunaan alat komunikasi juga sebaiknya di lihat kebermanfaatannya.

Upaya yang dapat dilakukan dalam upaya globalisasi di bidang komunikasi:
  1. Memilih dan memanfaatkan alat komunikasi secara tepat dan sebaik-baiknya sesuai dengan fungsi dan kebutuhan.
  2. Memanfaatkan alat komunikasi demi kemajuan masa depan dan tidak menyalah gunakannnya.
  3. Memilih  informasi  dengan  tepat  dan  bijaksana  agar  tidak  mudah terpengaruh dan terhasut oleh informasi yang salah. 

e. Upaya Menghadapi Globalisasi Tranportasi

Globalisasi di bidang transportasi telah membawa pengaruh yang sangat besar dalam pemilihan alat transportasi. Alat transportasi yang modern dan cepat dalam membantu mobilitas manusia menjadi salah satu pertimbangan dalam pemilihan alat transportasi. Sehingga alat transportasi lokal atau yang kurang  modern  menjadi  tersisih.  Untuk  menjangkau  tempat  yang  dekat saja terkadang mereka tetap memanfaatkan alat transportasi, padahal dapat dijangkau dengan jalan kaki.

Upaya agar globalisasi di bidang transportasi lebih tepat dan efisien
  1. Memanfaatkan alat transportasi sesuai dengan jarak dan waktunya.
  2. Menggunakan  alat  transportasi  tidak  berlebihan  agar  tidak  terjadi pencemaran lingkungan.
  3. Menjaga keberadaan alat transportasi lokal sebagai salah satu khasanah budaya.
Upaya yang dilakukan dalam menghadapi globalisasi tersebut hanya bersifat mengantisipasi agar tidak terjadi pengaruh globalisasi yang negatif. Globalisasi agar dimanfaatkan secara tepat dan bermanfaat. Melalui upaya dan sikap yang tepat diharapkan dapat memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa.



Rangkuman

  • Tidak ada masyarakat yang tidak mengalami perubahan sosial budaya. Bentuk perubahan sosial budaya sangat beragam. Perubahan sosial cepat, perubahan sosial lambat, perubahan yang direncanakan, perubahan yang tidak direncanakan, Perubahan yang pengaruhnya kecil dan perubahan yang pengaruhnya besar.
  • Perubahan sosial budaya yang terjadi didorong oleh beberapa hal, di antaranya adalah bertambah dan berkurangnya penduduk, penemuan baru, konflik, terjadinya pemberontakan, lingkungan alam, peperangan dan pengaruh masyarakat lain. Sementara itu penghambat dari perubahan sosial budaya dalam masyarakat adalah kehidupan masyarakat yang terasing, perkembangan ilmu pengetahuan yang terlambat, kepentingan yang tertanam dengan kuat, prasangka terhadap hal baru atau asing, serta adat atau kebiasaan.
  • Salah satu proses sekaligus dampak yang terjadi dalam perubahan sosial budaya adalah terjadinya globalisasi. Sebagai kelanjutan dari modernisasi, globalisasi telah menyebar dalam berbagai bidang kehidupan, mulai dari bidang IPTEK, komunikasi, transportasi, dan budaya. Dalam pelaksanaannya, globalisasi membawa pengaruh terhadap perubahan sosial budaya dalam masyarakat.
  • Pengaruh yang dirasakan ada yang bersifat positif dan ada yang bersifat negatif. Pengaruh positif yang dapat kita rasakan dengan adanya modernisasi di antaranya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, meningkatnya efektivitas dan efisiensi dalam berbagai bidang kehidupan, dan juga terbukanya informasi dan komunikasi.
  • Pengaruh negatif globalisasi bagi perubahan sosial budaya dalam masyarakat cukup besar. Pengaruh tersebut di antaranya adalah westernisasi, demoralisasi, kesenjangan sosial ekonomi, kriminalitas, kenakalan remaja, pencemaran lingkungan, dan individualisme yang tinggi. Pengaruh dari globalisasi perlu disikapi dengan bijaksana agar tidak berpengaruh terhadap disintegrasi bangsa. Oleh karena itu diperlukan upaya dan sikap yang tepat dalam menghadapi globalisasi yang terjadi dalam setiap bidang kehidupan. Melalui upaya yang tepat diharapkan dapat tetap memperkokoh kehidupan bangsa.
Sumber : Buku Siswa Elektronik IPS Kelas 9 Revisi 2018 Kemendikbud


Comments

Popular Posts

Kondisi Alam Negara-negara di Dunia