Berkenalan Dengan Lingkungan Sekitar
1. Berkenalan Dengan Alam
Benda pada gambar di atas merupakan peninggalan dari aktivitas manusia sebelum mengenal aksara/tulisan (praaksara). Pada zaman tersebut, kehidupan manusia masih menggunakan benda-benda yang ada di sekitar. Kehidupan primitif masih menjadi aktivitas sehari-sehari dari manusia. Namun demikian, teknologi yang digunakan seperti bendabenda yang diciptakan sudah canggih di zamannya. Beberapa peradaban meninggalkan benda-benda tersebut hingga saat ini dan memberikan manfaat bagi aktivitas manusia.
Bumi kita sudah sangat tua dan banyak mengalami kerusakan. Pemanasan global (global warming), efek rumah kaca, polusi udara, air, dan tanah merupakan contoh yang dapat merusak bumi. Kerusakan bumi banyak disebabkan oleh perilaku manusia. Beberapa aktivitas yang menimbulkan kerusakan antara lain, penggunaan teknologi yang menghasilkan polusi, aktivitas membakar hutan atau menebang pohon sembarangan, dan membuang sampah sembarangan.
Ketika awal penciptaan makhluk hidup, kondisi memengaruhi perkembangan bumi kita sudah stabil dan dapat ditempati dengan baik oleh makhluk hidup. Proses perkembangan bumi sebagai pembabakan sejarah berdasarkan ilmu geologi dibagi ke dalam empat zaman, antara lain:
a. Zaman Arkaekum/Arkeozoikum
Zaman Arkaekum merupakan zaman tertua yang berlangsung sekitar 2.500 juta tahun lalu. Pada zaman ini, keadaan bumi belum stabil. Suhu bumi masih sangat tinggi dan tanda-tanda kehidupan belum muncul.
b. Zaman Primer/Paleozoikum
Paleozoikum atau zaman hidup tua telah berlangsung sekitar 340 juta tahun lalu. Pada zaman ini, mulai ada tanda-tanda kehidupan yang ditandai dengan kemunculan makhluk hidup berupa organisme bersel satu.
c. Zaman Sekunder/Mesozoikum
Zaman Mesozoikum adalah zaman hidup pertengahan yang sudah berlangsung sekitar 140 juta tahun silam. Pada zaman ini muncul hewan-hewan reptil besar seperti dinosaurus, Oleh karena itu, zaman ini dikenal juga dengan zaman reptil.
d. Zaman Hidup Baru/Neozoikum
Pada zaman hidup baru dapat dibedakan menjadi dua zaman antara lain:
• Tersier
Zaman tersier terjadi sekitar 60 juta tahun yang lalu. Pada zaman ini dinosaurus telah punah dan mulai berkembang jenis binatang menyusui atau mamalia.
• Kuartier
Zaman kuartier mulai terdapat tanda-tanda kehidupan manusia. Pada zaman ini merupakan zaman ter penting bagi kemunculan aktivitas manusia.
Kalian sebagai manusia senantiasa berinteraksi dengan lingkungan alam. Alam merupakan sumber dari kebutuhan yang dibutuhkan oleh manusia. Alam menyediakan kebutuhan manusia seperti barang-barang tambang diantaranya logam, minyak, dan barang tambang lainnya sebagai bahan dasar untuk membuat benda-benda seperti kendaraan bermotor. Hal tersebut merupakan dampak positif sebagai hubungan antara manusia dan alam yang baik. Tetapi, interaksi antara kalian sebagai manusia dan lingkungan juga dapat menimbulkan konsekuensi berupa pencemaran lingkungan sebagai dampak negatif. Sebagai contoh, manusia mempunyai tingkah laku dan mempunyai aktivitas ekonomi yang menghasilkan emisi gas pencemaran yang terjadi di bumi. Dampak dari pencemaran lingkungan tersebut yaitu munculnya berbagai penyakit hingga kematian.
Berikut merupakan beberapa contoh pencemaran sebagai akibat interaksi manusia dengan alam yang bersifat merusak:
■ Pencemaran Udara
Pencemaran udara dapat terjadi karena emisi gas yang dihasilkan selama proses pembakaran. Hasil
pembakaran tersebut menghasilkan gas karbon dioksida (CO2).
Kandungan CO2 yang tinggi di lapisan udara bumi (atmosfer), berdampak kepada terciptanya efek rumah kaca. Akumulasi emisi gas mengakibatkan pan caran panas matahari terperangkap di lapisan udara bumi, sehingga terjadi kenaikan suhu di permukaan bumi.
■ Pencemaran Air
Tingginya konsentrasi zat-zat berbahaya yang terkandung dalam zat air mengakibatkan pencemaran air. Konsentrasi zat-zat tersebut telah berlangsung lama sehingga menimbulkan dampak tertentu. Pencemaran air dapat terjadi karena penggunaan bahan peledak untuk menangkap ikan, dan limbah industri yang dibuang sembarangan. Air memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia. Berbagai aktivitas manusia seperti memasak, mencuci, dan mandi membutuhkan air. Perairan yang tercemar dapat berdampak pada kesehatan manusia, berkurangnya ketersediaan air bersih, dan mengganggu keseimbangan ekosistem air.
■ Pencemaran Tanah
Pencemaran tanah disebabkan karena tanah kehilangan komponen penting sebagai daya dukungnya. Penggunaan pestisida yang berlebih dan pembuangan limbah industri ke tanah merupakan contoh pencemaran tanah dengan pestisida. Tak semua penggunaan pestisida tepat sasaran. Hanya sekitar 20 persen yang mengenai sasaran, sementara sebagian besar sisanya jatuh bebas ke tanah. Dampak dari pencemaran tanah yaitu tanah menjadi tidak produktif untuk aktivitas pertanian dan dapat memengaruhi ketahanan pangan.
2. Berkenalan dengan Masyarakat
a. Pengertian Interaksi Sosial
Secara umum, interaksi sosial merupakan suatu proses dalam bertindak dan bereaksi dengan keberadaan orang-orang yang berada di sekitar kita. Kalian perlu mengetahui studi tentang interaksi sosial untuk menunjukkan hal-hal penting dalam kehidupan sosial semasa remaja. Kalian pasti selalu melewati seseorang di jalan atau bertukar kata dengan seorang teman di setiap aktivitas sehari-hari. Kalian menganggap bahwa kegiatan tersebut tampak seperti aktivitas kecil dan tidak menarik, hal-hal yang kalian lakukan berkali-kali dalam sehari tanpa memikirkannya. Padahal itu merupakan proses interaksi sosial!
Menurut Goffman, studi tentang bentuk-bentuk interaksi sosial yang tampaknya tidak signifikan sebenarnya sangat penting dalam sosiologi. Interaksi yang dianggap tidak menarik tersebut justru merupakan salah satu yang paling menarik dari semua bidang penelitian dalam sosiologi.
Terdapat tiga alasan yang mendasari pernyataan tersebut. Pertama, rutinitas sehari-hari kita, dengan interaksi yang hampir konstan dengan orang lain, memberikan struktur dan bentuk pada apa yang kita lakukan; kita dapat belajar banyak tentang diri kita sebagai makhluk sosial, dan tentang kehidupan sosial itu sendiri, dari mempelajarinya. Kedua, studi tentang kehidupan sehari-hari mengungkapkan kepada kita bagaimana manusia dapat bertindak secara kreatif untuk membentuk realitas. Ketiga, mempelajari interaksi sosial dalam kehidupan sehari-hari, menyoroti sistem dan institusi sosial yang lebih besar. Semua sistem sosial berskala besar, pada kenyataannya, bergantung pada pola interaksi sosial yang kita lakukan sehari-hari. Ide ini mudah untuk ditunjukkan.
b. Syarat Interaksi Sosial
■ Kontak sosial
Kontak sosial merupakan keterlibatan antara seseorang dan individu lain, atau antarkelompok. Kontak sosial bukan berarti melakukan sentuhan fisik, melanikan dapat diartikan sebagai sentuhan secara verbal (katakata). Contoh dari kontak secara verbal dapat berupa percakapan, debat, kuliah, pidato, dan seminar. Kontak sosial bisa terjadi dengan perantara media dan alat seperti telekomunikasi (telepon, telepon seluler, atau smartphone). Kontak sosial mempunyai dua kategori yaitu kontak langsung dan kontak tidak langsung. .
Kontak langsung (primer) adalah kontak yang secara langsung terjadi tatap muka (tanpa perantara). Kontak langsung sangat lazim terjadi karena dialami dan dilakukan sehari-hari seperti memberikan sapaan kepada orang lain, berjabat tangan, berbincang, dan berdiskusi. Seiring perkembangan zaman, teknologi dapat dimanfaatkan sebagai telekomunikasi. Dalam hal ini, kontak sosial dengan teknologi tidak dapat dikategorikan sebagai kontak langsung (primer), tetapi sudah berubah ke arah kontak tidak langsung (sekunder).
Kontak tidak langsung (sekunder) meningkat semenjak kemunculan media berbasis elektronik yang dapat diakses menggunakan internet. Berbagai platform media sosial dapat digunakan seperti email, Twitter, Facebook, Instagram, dan lainnya. Media sosial seperti yang telah dicontohkan dapat menjadi perantara untuk memfasilitasi individu dalam berinteraksi dengan individu lain.
■ Komunikasi
Komunikasi adalah suatu proses dalam menyampaikan pesan dari penyampai pesan (komunikator) kepada penerima pesan (komunikan). Komunikasi terjadi dan berlangsung jika individu menyampaikan suatu rangsang (stimulus) yang dapat direspon atau dijawab oleh individu lain yang dituju. Komunikasi dapat terjadi secara terus menerus sehingga dapat terjadi pertukaran pesan. Komunikasi terjadi setelah kontak sosial berlangsung, tetapi kontak sosial tidak selalu dapat diikuti oleh komunikasi. Komunikasi dapat terjadi apabila telah didahului dengan kontak sosial.
Proses komunikasi terjadi lebih panjang dibandingkan dengan proses kontak sosial. hal tersebut terjadi karena melibatkan pertukaranpertukaran pesan yang berbentuk verbal atau nonverbal. Bentuk verbal berbentuk kata-kata yang disampaikan melalui pembicaraan, diskusi, dan hal-hal sebagainya melalui mimik/ekspresi wajah, gestur/gerak tubuh dan bentuk gerakan tubuh.
Bahkan bahasa tubuh kita dapat menyampaikan pesan yang tidak sesuai dengan kata-kata kita. Salah satu aspek utama komunikasi adalah ekspresi wajah dari emosi.
c. Bentuk Interaksi Sosial
■ Interaksi Sosial Asosiatif
Interaksi sosial asosiatif adalah bentuk interaksi sosial yang positif karena mengarah pada kesatuan. Interaksi sosial asosiatif berkembang karena adanya interaksi positif yang berlangsung antarpelaku hubungan sosial asosiatif.
a) Kerjasama
Kerjasama adalah bentuk interaksi yang utama dari suatu proses interaksi sosial asosiatif, karena dilakukan untuk memenuhi suatu kepentingan atau kebutuhan bersama-sama. Oleh karena itu kerjasama merupakan suatu usaha bersama-sama atau individu-individu atau kelompok sebagai usaha mencapai suatu kepentingan atau tujuan yang telah disepakati bersama-sama.
Beberapa bentuk dari kerjasama diantaranya adalah
- Bargaining adalah bentuk kerjasama dengan melakukan perjanjian untuk pertukaran barang atau jasa diantara organisasi-organisasi, baik dua pihak atau lebih;
- Coalition (Koalisi), merupakan bentuk kerja sama yang penggabungan antara organisasi dua atau lebih yang berusaha dalam mencapai tujuan bersama yang telah disepakati;
- Joint Venture adalah kerjasama dalam bentuk pendirian atau penyelesaian dalam suatu proyek-proyek yang dirancang sebelumnya;
- Cooptation (Kooptasi) merupakan penerimaan suatu unsur yang baru dalam suatu kepemimpinan baru di dalam suatu organisasi atau aktivitas politik.
b) Akomodasi
Akomodasi adalah suatu proses seorang individu atau kelompok dalam tahap penyesuaian akibat pertentangan yang terjadi sebelum akomodasi, dalam rangka mengatasi ketegangan. Akomodasi dapat diartikan sebagai suatu interaksi sosial yang seimbang, tidak bertentangan dengan norma dan nilai yang berkembang tumbuh di masyarakat. Bentuk-bentuk dari akomodasi diantaranya adalah
- Toleration (toleransi) merupakan bentuk akomodasi tanpa persetujuan bersama;
- Coercion (koersi) adalah bentuk dari akomodasi yang prosesnya dilaksanakan secara paksaan, di mana salah satu pihak menguasai pihak lain;
- Arbitration (perwasitan) suatu bentuk penyelesaian masalah melalui pihak ketiga, apabila masing-masing pihak yang bertentangan tidak mampu menyelesaikan sendiri;
- Mediation (mediasi) pe nyelesaian sengketa yang menyerupai arbritation, tetapi pihak ketiga hanya sebagai perantara dan tidak mempunyai kewenangan mengambil prakarsa;
- Conciliation (konsiliasi) adalah usaha untuk mempertemukan keinginan pihak-pihak yang berselisih, agar tercapai persetujuan bersama.
c) Asimilasi
Asimilasi merupakan pembaruan dari dua kebudayaan yang disertai dengan suatu ciri khas kebudayaan asli yang hilang, sehingga terbentuk kebudayaan baru. Asimilasi ditandai dengan usaha-usaha dalam mengurangi perbedaan yang terjadi antar orang atau suatu kelompok. Dengan adanya asimilasi, maka orang-orang dari kedua kelompok akan berusaha untuk sedikit demi sedikit mengurangi perbedaan di antara mereka.
d) Akulturasi
Akulturasi adalah percampuran kebudayaan. Akulturasi dapat terjadi saat suatu kelompok yang punya kebudayaan tertentu dihadapkan pada suatu unsur budaya asing yang secara sadar atau tidak mulai diterima keberadaannya tanpa berpengaruh pada budaya yang sudah ada. Contohnya seperti bangunan Masjid Demak yang merupakan tempat ibadah umat Islam memiliki corak candi Hindu dengan atap bertingkat seperti layaknya candi Hindu.
■ Interaksi Sosial Disosiatif
Jenis yang kedua adalah interaksi sosial disasosiatif atau interaksi sosial disosiatif. Interaksi sosial disosiatif memiliki hasil akhir yang negatif atau berujung pada perpecahan antar individu maupun kelompok. Interaksi sosial disasosiatif berkembang dan tumbuh karena terdapat suatu perselisihan atau suatu kompetisi dari para pelaku yang melakukan hubungan disosiatif. Bentuk interaksi disosiatif terbagi menjadi beberapa bentuk, diantaranya adalah:
a) Persaingan
Persaingan atau kompetisi merupakan interaksi yang bersifat negatif. Persaingan atau kompetisi timbul dari dua individu atau lebih dengan saling memperebutkan suatu yang jumlahnya terbatas, sehingga memungkinkan untuk melakukan segala cara. Persaingan secara perorangan disebut dengan persaingan pribadi, sementara persaingan yang bukan bersifat pribadi yakni persaingan antarkelompok. Contoh dari hal tersebut adalah persaingan antara perusahaan-perusahaan dalam memperebutkan daerah pemasaran.
b) Kontravensi
Kontravensi adalah suatu proses sosial yang terjadi di dalam persaingan dan pertentangan atau konflik. Kontravensi merupakan sikap untuk menuju suatu ketidaksenangan. Kontravensi mempunyai beberapa macam bentuk, antara lain: kontravensi umum, kontrvensi sederhana, kontravensi intensif, kontravensi rahasia, dan kontravensi taktis.
c) Pertentangan/Konflik Sosial
Konflik sering terjadi dengan disertai berbagai ancaman dan kekerasan. Pertentangan/konflik mempunyai beberapa macam pertentangan, seperti pribadi, rasial, antarkelas sosial, politik dan internasional.
d. Pembentukan Karakteristik Budaya (Kebiasaan) Masyarakat Daerah
Kebudayaan merupakan suatu konsep yang sangat luas sekali. Kebudayaan dalam kacamata sosiologi adalah ide-ide, keyakinan, perilaku sehari-hari, dan produk-produk umum yang diciptakan dan digunakan bersama. Singkatnya, kebudayan adalah segala sesuatu yang tercipta dan dimiliki oleh seorang manusia pada saat berinteraksi secara bersama-sama. Kebudayaan membentuk individu untuk memandang dunia dengan caranya.
Budaya sangat bervariasi di seluruh dunia. Kita mengenal budaya industri Barat, budaya Timur Tengah, sampai budaya Korea Selatan. Cara-cara hidup masing-masing budaya seringkali tampak
“normal” dan seringkali “lebih baik” bagi sebagian orang. Namun, kebudayaan lain yang berbeda
terdapat di seluruh permukaan bumi yang nampak “normal” atau “lebih baik” untuk sebagian besar
orang lain. Kebudayaan yang berbeda-beda dapat berakibat culture shock, atau gagap dalam menghadapi keadaan situasi dan cara-cara hidup sehari-hari yang tidak biasa. Hampir setiap perilaku manusia dipelajari, mulai dari berbelanja, menikah, cara mengungkapan perasaan, sampai cara mendidik anak. Bagi seseorang yang dibesarkan di Sumatra bagian barat, adat istiadat pernikahan sebuah keluarga dari Jawa bagian tengah atau timur mungkin tampak aneh atau bahkan salah. Sebaliknya, seseorang dari keluarga tradisional di pesisir Pulau Sulawesi akan memiliki gagasan yang berbeda dalam mengasuh anak jika dibandingkan dengan keluarga di perbukitan pedalaman Pulau Papua.
Dengan kata lain, cara pandang orang terhadap pernikahan dan pengasuhan anak sangat bergantung pada apa yang telah diajarkan kepada mereka. Perilaku berdasarkan adat istiadat yang dipelajari merupakan sesuatu yang dianjurkan. Mengenal aturan-aturan dalam adat istiadat yang tidak tertulis dapat membantu individu-inidividu merasa aman dan “normal”. Individu-individu banyak menginginkan untuk menjalani aktivitas sehari-hari dengan percaya diri bahwa suatu perilaku dari mereka tidak dapat diganggu. Namun, tindakan-tindakan yang terlihat sederhana seperti pergi ke tempat kerja membuktikan banyak kesopanan budaya.
Sumber : Buku Siswa Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas VII Revisi
Comments
Post a Comment